(Vibiznews – Economy & Business) Bank Sentral Eropa (ECB) menguraikan rencana untuk mengakhiri program stimulus besar-besaran pada akhir tahun ini, tetapi mempertahankan suku bunga tetap sampai musim panas mendatang.
ECB mengatakan Kamis bahwa jika data yang masuk mengikuti perkiraannya, maka program pembelian obligasi bulanan akan diperpanjang hingga kuartal terakhir tahun ini, meskipun pada kecepatan yang lebih rendah. Ini berarti program kemungkinan akan berakhir pada bulan Desember jika ekonomi zona Eropa tetap tangguh.
Sampai saat ini, program pelonggaran kuantitatif (QE) ini dijadwalkan berlangsung hingga September, dengan membawa pembelian bulanan 30 miliar euro ($ 35 miliar) dari utang pemerintah dan swasta. Ini sekarang akan dikurangi menjadi 15 miliar euro selama tiga bulan terakhir 2018.
Selanjutnya, ECB juga mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga tidak mungkin terjadi sebelum musim panas 2019, sekali lagi tergantung pada data.
“Dewan Pengatur mengharapkan suku bunga utama ECB untuk tetap pada tingkat saat ini setidaknya melalui musim panas 2019 dan dalam hal apapun selama diperlukan,” kata ECB dalam pernyataannya.
QE bertujuan untuk meningkatkan pinjaman di kawasan dan merangsang pertumbuhan, mengikuti kontraksi parah yang terlihat sebelumnya dalam dekade ini. Pengumuman Kamis secara luas dinantikan oleh pelaku pasar.
Namun, beberapa pelaku pasar berharap untuk melihat kenaikan suku bunga pertama pada bulan Juni tahun depan, dan tidak selambat kuartal ketiga atau bahkan keempat tahun depan. Akibatnya, Euro bergerak lebih rendah terhadap dolar.
Meskipun demikian, Presiden ECB Mario Draghi menegaskan bahwa semua keputusan yang akan datang akan ditentukan oleh data.
ECB juga menerbitkan prakiraan ekonomi baru Kamis. Inflasi direvisi ke atas untuk tahun ini dan tahun berikutnya, karena harga minyak yang lebih tinggi. Inflasi umum tahunan diperkirakan akan mencapai 1,7 persen pada 2018, 2019 dan 2020.
Dalam hal pertumbuhan, ECB memperkirakan kenaikan produk domestik bruto (PDB) sebesar 2,1 persen tahun ini, 1,9 persen pada 2019 dan 1,7 persen pada 2020.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group
