(Vibiznews – Forex) Poundsterling naik ke level tertinggi enam hari pada hari Jumat setelah pertemuan Bank of England menghidupkan kembali harapan kenaikan suku bunga tahun ini, tetapi kenaikan sterling akan diuji oleh kekhawatiran gangguan dalam pembicaraan Brexit minggu depan.
Sterling telah berjuang melalui sebagian besar bulan Juni ini, terbebani oleh kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan upaya penuh oleh para diplomat Inggris untuk mengamankan kesepakatan untuk keluar dari Uni Eropa pada bulan Maret.
Bank sentral mempertahankan suku bunga ditahan tetapi keputusan Andy Haldane untuk bergabung dengan dua pembuat kebijakan lainnya dalam menyerukan kenaikan suku bunga ke 0,75 persen mengangkat pound dari terendah tujuh bulan karena ekspektasi tumbuh bahwa BoE dapat mengetatkan kebijakan pada bulan Agustus.
Prospek optimis untuk suku bunga dan dolar yang lebih lemah pada hari Jumat membantu sterling naik setengah persen ke tertinggi enam hari di $ 1,3312, meskipun mata uang masih turun 7,5 persen dari pencapaian tertinggi pasca-Brexit pada bulan April.
Pasar sekarang melihat kemungkinan 50 persen dari BoE menaikkan suku bunga pada bulan Agustus sebesar 25 basis poin dan 90 persen kemungkinan kenaikan suku bunga pada akhir 2018.
Sembilan bulan sebelum Inggris keluar dari Uni Eropa, negara itu tampaknya terperangkap dalam periode pertumbuhan yang rendah. Pada kuartal pertama 2018 PDB naik hanya 0,1 persen, tingkat paling lambat sejak 2012.
Beberapa pengamat pasar mengatakan pound bisa meningkat dalam beberapa minggu mendatang jika data ekonomi menunjukkan perubahan haluan dalam ekonomi karena akan membantu memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga musim panas.
Tetapi KTT Uni Eropa pada 28-29 Juni di mana Inggris berharap untuk mendapatkan kesepakatan Brexit yang lebih menguntungkan dengan Uni Eropa dapat merugikan sterling, kata ahli strategi.
Perdana Menteri Theresa May sedang berjuang untuk menemukan proposal tentang pengaturan bea cukai pasca-Brexit – sandungan terbesar sejauh ini dalam pembicaraan keluar – untuk bernegosiasi dengan Brussels.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group
