(Vibiznews – Index) – Saham Eropa naik tipis pada hari Selasa, pulih sedikit setelah ketegangan perdagangan yang mengirim pasar saham ke spiral karena investor melepaskan aset berisiko.
Pan-Eropa STOXX 600 naik 0,3 persen pada pukul 08:37 GMT, dimana pada sesi sebelumnya anjlok 2 persen. Indeks melayang dekat level terendah sejak pertengahan April.
Indeks Jerman, DAX khusus perusahaan-perusahaan eksportir kelas berat Jerman, GDAXI, yang paling sensitif terhadap ketegangan perdagangan, berhasil memperoleh 0,4 persen.
Sektor terburuk terkena aksi jual perdagangan namun yang pada Selasa ini naik tinggi adalah saham-saham sumber daya dasar, bank dan minyak demikian juga dengan saham teknologi.
Autos berhasil mencapai keuntungan 0,5 persen setelah mencapai 9 1/2 bulan terendah pada hari Senin, didukung Fiat Chrysler (FCHA.MI) saham unggulan Italia yang termasuk dalam FTSE MIB.
Perusahaan konsumen multinasional, LVMH, Kering, Richemont, dan Swatch, semuanya juga naik.
Kekhawatiran atas perdagangan telah mencengkeram pasar global selama beberapa minggu terakhir, menghapus $ 1,5 triliun dari MSCI All – Country World sejak 12 Juni.
Sengketa perdagangan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat telah memukul saham Eropa dengan keras, dengan STOXX 600 turun 3 persen dan indeks STOXXE turun 2,4 persen.
Perusahaan satelit Inggris Inmarsat (ISA.L) turun 6,3 persen, terburuk di STOXX 600, setelah Perancis Eutelsat (ETL.PA) mengatakan tidak berniat untuk membuat tawaran untuk perusahaan, yang mengatakan pada hari Senin, sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk menawar. Saham Eutelsat naik 2,9 persen.
Pembuat bubur kertas Austria, Andritz (ANDR.VI) naik 3,1 persen setelah Goldman Sachs menaikkan nilai saham perusahaan ini menjadi “membeli”, sehari setelah perusahaan mencapai kesepakatan untuk membeli perusahaan AS, Xerium Technologies.
Saham Ambu (AMBUb.CO) turun kembali 5,2 persen, setelah naik sebanyak 9 persen pada hari Senin setelah peringkat “overweight” dari JP Morgan.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner Vibiz Consulting Group
Editor : Asido Situmorang