(Vibiznews – Forex) Dolar AS merosot terhadap sekeranjang mata uang pada akhir perdagangan Jumat dinihari (29/06) terganjal data pertumbuhan ekonomi AS kuartal pertama yang melambat dan data inflasi Jerman yang optimis mendorong pembelian Euro.
Produk domestik bruto AS tumbuh pada tingkat tahunan 2,0 persen dalam periode Januari-Maret, di bawah 2,2 persen kecepatan yang dilaporkan bulan lalu, di tengah belanja konsumen terlemah dalam hampir lima tahun.
Indeks dolar, yang mengukur dolar AS terhadap sekeranjang enam mata uang, turun 0,11 persen pada 95,16, setelah menguat sekitar 1 persen selama dua sesi terakhir di tengah berlanjutnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra dagang utamanya.
Euro sedikit lebih tinggi terhadap dolar karena data menunjukkan inflasi Jerman melampaui target yang ditetapkan oleh Bank Sentral Eropa untuk zona Eropa pada bulan Juni.
Para pemimpin Uni Eropa bertemu di Brussels untuk dua hari pembicaraan tentang migrasi yang Kanselir Jerman Angela Merkel digambarkan sebagai “membuat atau menghancurkan” untuk serikat buruh.
Secara keseluruhan, mata uang tetap rangebound pada Kamis sebagai sinyal campuran pada sengketa perdagangan antara Washington dan mitra dagangnya menjaga sentimen tenang. Dolar sedikit berubah terhadap yen Jepang di 110,40 yen.
Sterling turun 0,19 persen terhadap dolar. Sebelumnya, mata uang Inggris naik dari posisi terendah delapan bulan terhadap dolar untuk diperdagangkan datar setelah kepala ekonom Bank of England Andy Haldane mengatakan suara untuk menaikkan suku bunga tidak boleh dianggap mengejutkan setelah satu dekade kebijakan moneter ultra-longgar.
Dolar Kanada menguat terhadap dolar AS, didukung oleh kenaikan harga minyak baru-baru ini dan karena investor menambah keyakinan untuk kenaikan suku bunga Bank of Canada bulan depan.
Malam nanti akan dirilis data Personal Income Mei AS dan data Michigan Consumer Sentiment Juni yang keduanya diindikasikan meningkat.
Untuk sore nanti akan dirilis data GDP Growth Rate Q1 Inggris yang dindikasikan melemah. Juga data Unemployment Rate Juni Jerman yang diindikasikan stabil.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan dolar AS berpotensi naik jika data ekonomi AS positif dan data kawasan Eropa melemah. Juga akan dicermati perkembangan perang dagang global.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group