(Vibiznews – Forex) – Euro jatuh dan yen merosot ke terendah enam bulan pada Rabu, karena dolar memperpanjang rally menyusul komentar bullish dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell tentang kekuatan ekonomi AS.
Dalam kesaksiannya di Kongres yang dipantau ketat oleh pasar pada hari Selasa, Powell mengatakan ia melihat Amerika Serikat selama bertahun-tahun lebih dari pertumbuhan yang stabil.
Powell juga mengecilkan risiko terhadap perekonomian AS dari konflik perdagangan yang meningkat antara China dan Amerika Serikat, memperkuat pandangan banyak investor bahwa suku bunga akan terus meningkat tahun ini dan ke depannya.
Dolar melonjak di seluruh papan, memukul sekeranjang mata uang utama selama dua minggu.
The Fed diperkirakan telah menaikkan total empat kali pada 2018 untuk mengatasi meningkatnya tekanan inflasi.
Indeks dolar naik menjadi 95,267, naik 0,3 persen pada hari dan hanya di bawah 95,531 12-bulan hit tinggi pada bulan Juni.
Euro turun 0,3 persen menjadi $ 1,1619, masih di atas terendah tahun 2018 yaitu di sekitar $ 1,15.
Dolar menguat sampai setinggi 113,14 terhadap yen, terkuat sejak 9 Januari.
10-tahun Treasury menguat pekan ini tetapi telah di penurunan yang stabil dari tinggi tujuh tahun di atas 3 persen yang dicapai pada bulan Mei.
Sterling memperpanjang kerugian semalam setelah pemerintah menang tipis setelah pemungutan suara untuk usulan Brexitnya, menggarisbawahi perpecahan politik yang telah menghambat upaya untuk menyepakati sebuah front bersatu dalam bernegosiasi dengan Brussels.
Dolar yang lebih kuat juga memukul mata uang berimbal hasil lebih tinggi. Dolar Australia jatuh setengah persen menjadi $ 0,7347, memperpanjang kejatuhannya di hari Selasa.
Dolar Kanada juga turun 0,3 persen menjadi C $ 1,3234.
Nilai tukar mata uang yuan China berada di bawah serangan baru dari penjualan dan 0,3 persen lebih rendah pada 6,7435 di pasar offshore.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner Vibiz Consulting Group
Editor : Asido Situmorang
