Dolar AS Masih Bertahan Kuat

689

(Vibiznews – Forex) Dolar AS bertahan kuat pada hari Kamis siang (19/07), didukung oleh komentar bullish dari ketua Federal Reserve AS, yang menegaskan ekspektasi untuk setidaknya dua kenaikan suku bunga tahun ini.

Dalam kesaksian kongres pada hari Selasa dan lagi pada hari Rabu, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan dia yakin Amerika Serikat berada di jalur selama bertahun-tahun lebih dari pertumbuhan yang stabil, dan dengan hati-hati mengecilkan risiko terhadap ekonomi AS dari konflik perdagangan yang meningkat.

Sementara itu, perang perdagangan yang semakin meningkat antara China dan Amerika Serikat merobohkan yuan ke level terendah satu tahun baik di pasar onshore maupun offshore.

Indeks dolar versus sekeranjang enam mata uang utama berada pada 95,330 naik 0,26 persen, setelah mencapai tertinggi tiga minggu di 95,407 semalam.

Euro menjadi lebih kuat pada $ 1,1650 setelah turun sekitar 0,2 persen pada hari Rabu, di mana euro menyentuh level terendah 16 hari di $ 1,1602.

Kenaikan hasil Treasury AS, terutama dalam jangka pendek, di tengah kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut membantu mendukung dolar. Imbal Hasil Treasury dua tahun berdiri dekat 2,624 persen, tertinggi sejak Agustus 2008 turun pada hari Rabu.

The Fed telah melampaui bank sentral rekan-rekannya dalam menormalkan kebijakan moneter. Hal ini mendorong imbal hasil dua tahun Amerika Serikat menyebar ke yang terlebar dalam satu dekade, sementara spread hasil dua tahun Jerman adalah yang paling luas dalam sekitar 30 tahun.

Terhadap yen Jepang, dolar turun 0,15 persen pada 112,655 yen.

Di tengah ketegangan perdagangan yang meningkat yuan China memperpanjang kerugian untuk menyentuh terendah satu tahun baru 6,779 per dolar dalam perdagangan offshore.

Dolar Australia menguat pada data tenaga kerja Juni lokal yang lebih kuat dari perkiraan. Aussie naik 0,4 persen pada $ 0,7427 setelah naik setinggi $ 0,7444.

Sterling tetap lemah oleh data inflasi yang lemah.

Gejolak politik yang sedang berlangsung terkait dengan rencana Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa juga telah menghambat pound.

Pound diperdagangkan pada $ 1,3083, setelah mencapai level terendah 10 bulan $ 1,3010 pada hari Rabu.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan dolar AS berpotensi menguat dengan pidato bullish ketua The Fed. Pelemahan mata uang saingannya seperti Poundsterling dan Euro juga membantu kenaikan dolar AS.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here