(Vibiznews – Forex) Euro bertahan di posisi tertinggi tiga hari pada Kamis sore (26/07) setelah Amerika Serikat dan Uni Eropa setuju untuk memulai pembicaraan tentang penurunan tarif perdagangan.
Setelah pembicaraan pada hari Rabu dengan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, Presiden AS Donald Trump mengatakan mereka telah setuju untuk “bekerja sama menuju tarif nol, nol hambatan non-tarif, dan nol subsidi pada barang-barang industri non-otomotif.”
Namun, pergerakan mata uang tunggal jauh lebih tenang daripada ekuitas, di mana saham-saham otomotif melonjak 2 persen, dan imbal hasil obligasi naik tipis karena investor menunggu hasil cetak pada diskusi perdagangan.
Euro naik 0,1 persen pada $ 1,1738, memperpanjang kenaikan setelah naik 0,4 persen pada hari sebelumnya. Sebelum pembicaraan Trump-Juncker, mata uang tunggal merosot ke level terendah $ 1,1664.
Fokus penting untuk pasar mata uang adalah keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa yang akan dikeluarkan pada Kamis di mana investor akan mempelajari komentar oleh Presiden Mario Draghi untuk setiap petunjuk lebih lanjut tentang laju normalisasi kebijakan.
Namun, penurunan lain pada mata uang China setelah rebound kemarin menggerogoti risk appetite yang lebih luas di pasar. Yuan China turun setengah persen menjadi 6,79.
Penurunan lebih dari 6 persen dalam nilai mata uang China terhadap dolar sejak pertengahan Juni karena ketegangan perdagangan meningkat telah memberi tekanan pada pasar negara berkembang yang berorientasi ekspor.
Investor meningkatkan posisi bearish selama dua minggu terakhir pada semua mata uang Asia yang muncul, menurut jajak pendapat Reuters.
Di tempat lain, indeks dolar AS bertahan di terendah dua minggu terhadap sekeranjang enam mata uang utama dan turun 0,25 persen pada 94.131.
Sterling secara luas stabil di $ 1,3202 karena harapan tentang kenaikan suku bunga minggu depan dari Bank of England mendukung mata uang Inggris.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan mata uang Euro akan bergerak naik dengan tercapainya kesepakatan AS-Uni Eropa dalam perdagangan. Namun jika malam nanti data Durable Goods Orders Juni AS terealisir meningkat, dapat menguatkan dolar AS.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group