(Vibiznews – Index) Pasar Saham Eropa diperdagangkan lebih rendah pada hari Senin malam (30/07) terpengaruh pelemahan bursa Wall Street dan di tengah laporan laba perusahaan yang menurun.
Indeks Stoxx 600 Eropa bergerak 0,2 persen lebih rendah dengan hampir semua sektor di zona merah. Sumber daya dasar termasuk yang terburuk karena kekhawatiran perdagangan masih ada dan saham Asia merosot pada Senin.
Indeks FTSE Inggris menurun 0,05 persen. Indeks DAX jerman melemah 0,35 persen. Indeks CAC Perancis turun 0,18 persen.
Beberapa analis mengklaim kesepakatan yang dicapai minggu lalu antara Presiden AS Donald Trump dan Eropa karena hubungan perdagangan tidak jelas. Saham BMW sedikit lebih rendah pada Senin menyusul berita bahwa itu diatur untuk menjadi produsen mobil besar pertama yang menaikkan harga pada kendaraan buatan AS yang diekspor ke China sebagai implikasi dari perang perdagangan global yang sedang berlangsung mulai mengalir ke konsumen.
Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh pendapatan setelah hasil teknologi yang buruk di AS, yang menyebabkan saham AS ditutup lebih rendah pada akhir pekan. Saham di sektor teknologi juga turun 0,6 persen di Eropa, dengan Sage turun 2 persen.
Dalam berita pendapatan lainnya, saham Heineken turun di atas 5 persen pada hari Senin setelah melaporkan hasil yang lebih rendah dari perkiraan untuk kuartal kedua dan setelah memangkas prospek marjinnya. Perusahaan berada di dasar benchmark.
Hiscox, penanggung jawab Lloyd’s, naik ke atas indeks, naik lebih dari 10 persen. Ini setelah melaporkan hasil untuk semester pertama tahun ini yang datang di atas ekspektasi.
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte akan mengunjungi Presiden Donald Trump di Gedung Putih pada hari Senin, sementara Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt akan bertemu dengan Perdana Menteri Cina Li Keqiang di Beijing.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Eropa selanjutnya akan bergerak lemah dengan hasil data kepercayaan ekonomi dan kepercayaa bisnis zona Eropa merosot.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group
