(Vibiznews – Index) – Saham Asia sebagian besar bergerak stabil pada Selasa, ditengah kekhawatiran atas konflik perdagangan antara AS-China diimbangi dukungan dari keuntungan pendapatan yang dipimpin di Wall Street.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang .MIAPJ0000PUS hampir datar.
Saham Australia merosot 0,2 persen, Korea Selatan KOSPI .KS11 naik 0,05 persen dan Jepang Nikkei N225 menguat 0,25 persen.
Tiga indeks saham utama AS ditutup lebih tinggi pada Senin di tengah musim pendapatan AS yang kuat, dengan kinerja hasil yang sangat terkesan dari Berkshire Hathaway (BRKa.N) dan Facebook (FB.O) yang mengangkat Nasdaq.
Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama DXY naik ke dekat tiga minggu tinggi 95,515, sebelum mundur kembali sedikit menjadi 95,347.
Beberapa analis melihat konflik perdagangan menguntungkan dolar AS yang mengangkat perekonomian bangsa menjadi lebih baik karena menangani proteksionisme dari pasar negara berkembang, dan juga mungkin mempersempit defisit perdagangan AS.
Euro jatuh ke level terendah lima minggu di $ 1,1530 EUR = semalam, terbebani oleh kekhawatiran bahwa Italia bisa meningkatkan pengeluaran dan menantang peraturan anggaran Uni Eropa dan oleh penurunan pada bulan Juni pesanan industri Jerman. Mata uang tunggal terakhir diperdagangkan di $ 1,1557.
Pada hari Senin pergerakan pounds berada di $ 1,2920 GBP = D3, terlemah sejak September 2017, setelah komentar pejabat menimbulkan kekhawatiran Inggris yang akan crash setelah keluar dari Uni Eropa bila tidak mengamankan perjanjian perdagangan.
Dolar stabil pada 111,35 JPY = setelah merayap naik 0,1 persen semalam.
Sebuah penggerak besar adalah lira Turki, yang jatuh ke rekor terendah pada hari Senin setelah Washington mengatakan sedang meninjau akses bebas bea Ankara untuk pasar AS karena ketegangan antara kedua sekutu NATO menggenjot produksinya.
Lira TRYTOM = D3 telah kehilangan 27 persen dari nilainya tahun ini, babak belur terutama oleh kekhawatiran tentang intervensi Presiden Tayyip Erdogan untuk kontrol yang lebih besar atas kebijakan moneter.
Di pasar komoditas, patokan minyak mentah berjangka Brent LCOc1 turun 0,05 persen menjadi $ 73,71 per barel setelah sebelumnya sempat naik 0,75 persen pada Senin setelah sumber OPEC mengatakan produksi Saudi tak terduga jatuh pada bulan Juli.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner Vibiz Consulting Group
Editor : Asido Situmorang