(Vibiznews – Index) – Pasar saham dunia kembali pada pijakannya pada hari Selasa karena ancaman dari runtuhnya lira Turki surut dan data ekonomi Jerman yang meyakinkan mengimbangi tanda-tanda perlambatan pertumbuhan di China.
Setelah tiga minggu mengalami kerugian, lira Turki akhirnya sembuh setelah bank sentral negara itu bertindak untuk mengurangi tekanan pada mata uang lira, memicu lonjakan 7 persen menjadi 6,4 per dollar.
Setelah jatuh ke level terendah 21-bulan pada hari Senin, saham-saham perbankan di zona euro naik 0,8 persen versus kenaikan 0,4 persen pada indeks pan-Eropa STOXX 600.
Data penjualan ritel China, data produksi industri dan data investasi perkotaan semua tumbuh kurang dari perkiraan pada bulan Juli.
Indeks saham-saham unggulan di bursa Shanghai CSI300 turun 0,9 persen dan membebani indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang .MIAPJ0000PUS, yang turun 0,25 persen.
Sementara itu indeks Nikkei 225 Jepang, naik 2,3 persen dan saham Australia bertambah 0,8 persen.
Imbal hasil obligasi di Spanyol dan Italia turun, bahkan euro masih berjuang di $ 1,1407 EUR = D3, setelah menyentuh terendah sejak Juli 2017 pada hari Senin.
Terhadap sekeranjang mata uang dunia, dolar AS, indeks DXY naik menjadi 96.289 di perdagangan Eropa.
Di pasar komoditas, emas merosot ke level terendah sejak akhir Januari 2017 yaitu di $ 1,1195 per ounce.
Harga minyak naik setelah laporan dari OPEC menegaskan bahwa eksportir utama Arab Saudi telah memangkas produksi untuk menghindari kelebihan pasokan.
Brent LCc1 naik 60 sen menjadi $ 73,22 per barel sementara harga minyak mentah AS CLc1 menguat 64 sen menjadi $ 67,85.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner Vibiz Consulting Group
Editor : Asido Situmorang