(Vibiznews – Index) – Euro pulih pada hari Kamis dari posisi terlemah sejak Juni 2017 dan dolar jatuh setelah berita bahwa delegasi China akan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk pembicaraan perdagangan.
Krisis mata uang di Turki masih jauh dari selesai karena pemerintah belum mengatasi akar penyebab masalah yang mereka hadapi.
Yang lebih penting untuk mata uang utama pada hari Kamis adalah perkembangan konflik perdagangan yang berbulan-bulan antara Amerika Serikat dan China.
Departemen Perdagangan China mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka telah menerima undangan dari Amerika Serikat untuk pembicaraan yang akan diadakan dengan Wakil Menteri Keuangan AS untuk Urusan Internasional, David Malpass.
Kabar bahwa dua kekuatan ekonomi terbesar dunia menunjukkan kesediaan untuk bernegosiasi mendorong sentimen positif bagi investor setelah seminggu ada dalam kekuatiran.
Euro naik 0,3 persen menjadi $ 1,1373, jauh dari posisi terendah di hari Rabu yaitu di $ 1,1301.
Nilai tukar yuan China di pasar offshore, naik 0,8 persen menjadi 6,8945.
Di antara pasar mata uang yang memantul adalah rand Afrika Selatan, dengan keuntungan 0,6 persen setelah meluncur lebih dari 2 persen semalam, sedangkan peso Meksiko dan rubel Rusia juga meningkat.
“Kekhawatiran perang dagang telah berubah menjadi kesempatan bagi spekulan, yang telah menjual yuan dan mata uang lainnya terhadap dolar. Kabar yang menunjuk kemungkinan berkurangnya ketegangan perdagangan AS-China tampaknya telah menahan kegiatan tersebut,” kata Kepala ahli strategi FX Daiwa Securities, Mitsuo Imaizumi.
Namun tidak ada jaminan bahwa diskusi perdagangan akan berakhir dengan sukses.
Nilai tukar yen bergerak datar setelah pada 110,75 yen.
Crown Norwegia naik hampir 1 persen menjelang keputusan kebijakan bank sentral pada pukul 08:00 GMT.
Dolar Australia, naik 0,3 persen menjadi $ 0,7262 setelah jatuh ke $ 0,7202 pada hari Rabu, terlemah sejak Januari 2017.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner of Wealth Planning Services
Editor : Asido Situmorang



