Peringatan Analis: Krisis Turki akan Berlanjut dan Berefek Domino di Pasar Berkembang

1155

(Vibiznews – Economy) – Mata uang Turki, lira, terlihat melanjutkan pemulihannya dari posisi rekor terendah pada hari Kamis (16/8), tetapi ini tidak berarti cerita kejatuhannya sudah berakhir, demikian para analis pasar memperingatkan.

Dengan tidak ada tanda-tanda penurunan eskalasinya dalam sengketa tarif dengan Amerika dan tidak adanya rencana komprehensif untuk mengatasi kelemahan kunci dalam ekonominya, bantuan jangka panjang untuk Turki kelihatannya belum akan mungkin datang dan risiko masih tetap sangat tinggi, menurut para pengamat.

“Saya pikir kita akan melihat beberapa pemulihan yang sangat cepat dan cukup tajam, tetapi trennya tidak terlalu baik. Saya menduga krisis ini akan berjalan lebih jauh – karena mereka tidak melakukan apa pun secara fundamental untuk mengubahnya,” demikian menurut kepala eksekutif di Principal Global Investors yang berbasis di London, mengatakan kepada CNBC, hari Kamis ini (16/8).

Mata uang lira diperdagangkan pada level 5,7900 terhadap dolar pada pukul 10:30 pagi hari Kamis waktu Istanbul, bergerak dari rekor terendahnya 7,24 pada hari Senin lalu.

Mata uang lira telah merosot 20 persen terhadap greenback hanya dalam satu hari perdagangan Jumat lalu setelah Presiden Donald Trump mengumumkan penggandaan tarif baja dan aluminium bagi Ankara, sebagai balasan atas penahanan lebih seorang pendeta Amerika Andrew Brunson. Brunson telah ditahan di Turki sejak 2016 atas tuduhan spionase dan rencana kudeta, tuduhan yang telah dibantahnya.

Sejauh ini, lira telah kehilangan lebih dari 40 persen nilainya terhadap dolar tahun ini, memicu kekhawatiran penularan dan aksi jual di pasar negara berkembang.

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here