(Vibiznews – Index) Pasar Saham Asia berakhir mixed pada Selasa sore (11/09) dengan indeks Hang Seng Hong Kong mengakhiri hari perdagangan melemah untuk hari kedua.
Gedung Putih mengumumkan pada Senin malam sedang dalam proses pengaturan pertemuan kedua antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Di pasar China Raya, indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melemah 0,71 persen pada 26.425,56 dengan pasar tetap berada di wilayah bearish untuk hari kedua setelah turun lebih dari 20 persen dari tertinggi pada Januari 2018.
Indeks Shanghai kehilangan keuntungan sebelumnya untuk menutup 0,18 persen lebih rendah di sekitar 2,664.80 sementara indeks Shenzhen naik 0,172 persen menjadi berakhir pada sekitar 1,409.34.
Indeks Nikkei 225 memperpanjang kenaikannya untuk mengakhiri hari perdagangan naik 1,3 persen pada 22.664,69.
Indeks Kospi Korea Selatan ditutup 0,24 persen lebih rendah pada 2.283,2.
Indeks ASX 200 ditutup lebih tinggi dengan 0,62 persen pada 6.179,7, karena sektor keuangan naik 0,85 persen.
Baik indeks S & P 500 dan Nasdaq menghentikan penurunan beruntun empat hari untuk menutup lebih tinggi. Indeks S & P 500 naik 0,2 persen menjadi 2,877.13, sementara indeks Nasdaq naik 0,3 persen menjadi 7.924,16. Indeks Dow Jones turun 59,47 poin menjadi ditutup pada 25,857.07.
Pada hari Senin, Gedung Putih mengumumkan bahwa Trump menerima permintaan dari Kim Jong Un untuk pertemuan tindak lanjut setelah pertemuan bersejarah mereka di Singapura pada Juni 2018.
Dijelaskan oleh Gedung Putih sebagai “surat yang sangat hangat dan positif,” kata sekretaris pers Sarah Huckabee Sanders memberitahu wartawan pada konferensi pers pada hari Senin bahwa pemerintah terbuka untuk permintaan tersebut dan “sudah dalam proses mengkoordinasi” pertemuan tersebut.
Perdagangan juga tetap menjadi titik fokus lain untuk pasar, dengan Kanada dan AS belum mendapatkan kesepakatan yang akan menggantikan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara. Trump mengumumkan Jumat lalu bahwa ia siap untuk mengenakan tarif pada tambahan $ 267 miliar impor China, di atas $ 200 miliar.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Asia berpotensi mixed dengan belum adanya sentimen yang jelas untuk memperkuat posisi bursa Asia, juga dengan masih berlangsungnya perang dagang AS dengan China dapat memberikan sentimen negatif.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group