(Vibiznews – Index) – Perusahaan-perusahaan di bursa-bursa Asia membukukan pertumbuhan laba terendah dalam hampir dua tahun di kuartal Juni dan pendapatan cenderung berada di bawah tekanan lebih lanjut, terbebani oleh meningkatnya perang dagang AS-China dan volatilitas mata uang yang tinggi.
Analisis terhadap sekitar 4.000 perusahaan Asia kecuali Jepang menunjukkan laba bersih gabungan mereka naik 12,98 persen pada kuartal Juni, berkurang untuk kuartal ketiga berturut-turut dan laju pelambatan paling lambat untuk kuartal sampai dengan bulan September 2016.
Lebih banyak tekanan sedang berlangsung, para analis telah memangkas proyeksi laba kuartal ketiga perusahaan-perusahaan sebesar 4,9 persen.
China Inc, yang memiliki pembobotan terbesar dengan lebih dari 4.000 perusahaan dalam survei, melihat perkiraan laba merosot sebesar 7,3 persen untuk tahun fiskal saat ini.
Secara sektoral, industri teknologi adalah salah satu pecundang terbesar, seperti Washington diatur untuk menerapkan tarif pada $ 200 miliar dari barang-barang Cina yang akan membuat bagian-bagian komputer impor dan produk perantara diproduksi di Asia lebih mahal.
Presiden AS Donald Trump memperingatkan pekan lalu bahwa ia siap untuk menampar tarif pada hampir semua impor China ke Amerika Serikat, mengancam lebih lanjut atas $ 267 miliar dari barang China termasuk ponsel, yang selama ini menjadi impor AS terbesar dari China.
Indeks MSCI Asia-ex-Jepang turun sekitar 10 persen selama tahun ini dan mencapai titik terendah lebih dari satu tahun pada hari Rabu.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner of Wealth Planning Services
Editor : Asido Situmorang
