Bursa Asia Sebagian Besar Positif Ditengah Perang Dagang AS-China

758

(Vibiznews – Index) Pasar Saham Asia sebagian besar naik pada Rabu sore (19/09) karena investor merespon dengan tenang eskalasi ketegangan perdagangan antara AS dan China.

Di Australia, indeks ASX 200 naik 0,46 persen menjadi ditutup pada 6.190. Saham pertambangan utama naik: saham Rio Tinto naik 3,06 persen, Fortescue melonjak 4,70 persen dan BHP naik 2,92 persen.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 1,08 persen menjadi ditutup pada 23.672,52. Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneternya dengan mantap dan mempertahankan pandangan optimis terhadap ekonomi. Dalam pernyataan kebijakannya, bank sentral mengatakan mengharapkan ekonomi Jepang untuk “melanjutkan ekspansi moderat” dan bahwa permintaan domestik kemungkinan akan mengikuti tren naik.

Pasar daratan China naik: indeks Shanghai naik 1,14 persen menjadi 2.730,85 dalam penutupan, dan indeks Shenzhen bertambah 1,35 persen menjadi ditutup pada 1.423,22.

Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,19 persen menjadi ditutup pada 27.407,37.

Di Korea Selatan, indeks Kospi selesai mendekati datar, turun 0,02 persen pada 2.308,46.

Perdana Menteri Li Keqiang berpidato di Forum Ekonomi Dunia di Tianjin pada hari Rabu, di mana ia mengakui bahwa China dihadapkan oleh sejumlah tantangan dan menghadapi kesulitan lebih besar dalam menjaga kinerja stabil ekonomi China. Namun dia bersikeras bahwa China merasa nyaman dengan situasi ekonominya, dan bahwa Beijing telah menyiapkan alat kebijakan yang cukup untuk meningkatkan ketahanan negara dalam mengatasi berbagai kesulitan.

Komentar Li mengikuti eskalasi ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

China mengumumkan tarif yang menargetkan lebih dari 5.000 produk AS – bernilai sekitar $ 60 miliar – akan berlaku pada 24 September. Namun, China akan menetapkan tarif 10 persen untuk beberapa barang yang sebelumnya telah dialokasikan untuk retribusi 20 persen. Pada saat yang sama, kementerian perdagangan China mengatakan bahwa mereka mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terhadap AS.

Pengumuman Beijing datang setelah pemerintahan Trump mengatakan AS akan memberlakukan tarif 10 persen pada impor Cina senilai $ 200 miliar, dan bea tersebut akan meningkat hingga 25 persen pada akhir tahun.

Keluhan ke WTO berisiko memicu tindakan lebih lanjut dari AS dan akhirnya bisa meningkat ke semua impor Amerika dari China yang dikenai pajak.

Analis mengatakan bahwa pasar sebagian besar mengabaikan eskalasi ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia.

Dia menunjukkan bahwa ada kesadaran di kalangan investor bahwa ekonomi AS terus berlanjut meskipun kemungkinan akan ada kenaikan inflasi dari tarif. Investor juga mengakui tanda-tanda bahwa pihak berwenang China mengambil langkah untuk menopang ekonomi mereka dengan lebih banyak dukungan kebijakan.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Asia akan mencermati pergerakan bursa Wall Street yang berpotensi positif jika data perumahan AS yang akan diumumkan nanti malam terealisir positif.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here