Bank Dunia: di Tengah Ketidakpastian Global, Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat, Jauh dari Krisis

920

(Vibiznews – Economy) – Bank Dunia menyatakan bahwa meski ketidakpastian global meningkat, proyeksi ekonomi Indonesia tetap positif. Konsumsi swasta dan pemerintah yang lebih kuat mengangkat pertumbuhan PDB riil menjadi 5,3 persen pada kuartal kedua. Demikian menurut laporan Indonesia Economic Quarterly Bank Dunia edisi September 2018 yang dirilis Kamis (20/9).

Selain itu, Bank Dunia menyebutkan saat ini Indonesia jauh dari krisis ekonomi. Walaupun gejolak yang terjadi pada ekonomi global, baik akibat perang dagang maupun krisis ekonomi di sejumlah negara berkembang di tengah normalisasi kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), telah mengakibatkan portofolio di Indonesia dan sejumlah negara berkembang keluar.

Tapi kondisi tersebut hanya akan menekan pertumbuhan Indonesia dan tidak akan sampai menyeretnya ke dalam pusaran krisis ekonomi. Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Rodrigo A Chaves mengatakan 2018 ini. Fundamental ekonomi Indonesia diyakini cukup kuat.

“Komitmen pemerintah Indonesia untuk menjaga stabilitas, bersama dengan mengeluarkan kebijakan yang tegas dan terkoordinasi, serta fundamental ekonomi makro yang kuat telah meningkatkan ketahanan Indonesia di tengah naiknya ketidakpastian global,” kata Rodrigo A. Chaves.

Lead Country Economist Bank Dunia Frederico Gil Sander mengatakan selain fundamental, kecilnya risiko krisis juga terjadi akibat kuatnya komitmen pemerintah dan bank sentral menjaga stabilitas ekonomi.

Dijelaskan juga, untuk BI saat Indonesia mengalami tekanan dari ekonomio global yang memicu arus modal keluar, mereka langsung memperketat kebijakan moneter dengan menjaga perbedaan suku bunga acuannya dengan bank sentral AS. Upaya tersebut cukup ampuh membendung arus modal keluar.

Sementara itu pemerintah, Sander memandang telah mampu menjaga tingkat defisit, inflasi dan utang rendah. Sander mengatakan koordinasi kebijakan tersebut cukup baik. “Terutama jika dibandingkan Taper Tantrum pada 2013 dan krisis keuangan Asia 1998 lalu,” katanya.

Berkat kinerja ekonomi yang kuat selama bertahun-tahun, Indonesia telah menurunkan tingkat kemiskinan dari 19,1 persen pada tahun 2000 menjadi 9,8 persen pada tahun 2018. Peluang ekonomi yang lebih baik, khususnya di daerah perkotaan, telah membantu banyak penduduk keluar dari kemiskinan dan menjadi bagian kelas menengah. Lebih dari separuh penduduk Indonesia kini tinggal di perkotaan, sehingga laporan edisi kali ini membahas tantangan dan peluang bagi Indonesia dalam memanfaatkan urbanisasi untuk membawa kemakmuran yang lebih besar dan merata.

 

Peluncuran laporan Indonesia Economic Quarterly edisi September 2018 merupakan bagian dari Voyage to Indonesia, serangkaian kegiatan menjelang 2018 Annual Meetings of the International Monetary Fund and the World Bank Group di Bali pada 12-14 Oktober 2018. Pemerintah Australia, melalui Department of Foreign Affairs and Trade, mendukung pembuatan laporan ini, demikian rilis terkini dari Bank Dunia Kamis (20/9).

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here