Diperlukan Strategi Promosi Bagi Daerah

5200

Pemasaran daerah merupakan hal yang perlu perencanaan khusus, karena pemasaran jenis ini tidaklah sama dengan jenis produk lain yang dipasarkan. Untuk konteks Indonesia saat ini, model ini perlu untuk diterapkan oleh pemerintah daerah karena hingga saat ini para pemasar daerah masih belum memiliki tool memadai yang dapat mereka gunakan untuk membangun daya saing dan memasarkan daerahnya ke target khalayak yang mereka bidik.

Menurut pengamatan yang kami temui dilapangan, kami mendapati bahwa, banyak para bupati dan pejabat daerah yang masih bingung karena tak tahu apa yang harus diperbuat untuk membangun daya saing dan memasarkan daerah mereka. Artikel ini akan mengulas dan menjelaskan mengenai strategi dan model pemasaran daerah yang dirancang oleh Hermawan Kertajaya dalam bukunya yang berjudul Attracting Tourist Traders Investors, dan implikasinya bagi masuknya pebisnis asing.

Model pemasaran daerah ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah sebagai platform dalam mengeIola daerah mereka dalam rangka mengantisipasi berbagai perubahan. Dengan model yang sederhana ini kami akan memberikan gambaran mengenai siapa pelaku pemasaran daerah, siapa pelanggan daerah, dan agenda besar apa yang harus dilakukan oleh daerah untuk mengembangkan daya saingnya sehingga memiliki daya tarik bagi pebisnis di seluruh dunia.

Membangun keunggulan bersaing daerah menurut Michael Porter, seorang maha guru strategi, tidak lain adalah upaya meningkatkan produktivitas (nilai output yang dihasilkan per unit input yang digunakan) yang pada gilirannya akan menaikkan kualitas dan standar hidup masyarakat dalam jangka panjang. Dasar pemikiran dari model ini adalah upaya menarik sumber daya terbaik baik dari dalam maupun luar daerah (nasional maupun global) sebagai landasan bagi daerah untuk memacu produktivitasnya.

Dari model di atas, Secara garis besar terdapat 3 langkah strategis yang harus ditempuh oleh pemerintah daerah, yaitu bagaimana upaya untuk menarik dan mengakuisisi pelanggan (customer acquisition), langkah untuk memuaskan mereka (customer satisfaction), dan cara mempertahankannya (customer retention).

Pertama, untuk menjadi tuan rumah yang baik maka harus terjadi kolaborasi kohesif (cohesive collaboration) antara masyarakat (community), kalangan bisnis/ wirausaha (entrepreneurs), dan pemerintah daerah (government). Tiga pelaku utama pemasaran daerah ini haruslah mampu saling mengedukasi agar mereka menjadi knowledgable dan terus menyamakan persepsi dan gerak mengenai perlunya menarik TTI-TDO dalam rangka mendongkrak produktivitas daerah dan akhirnya standar hidup rnasyarakat. Kolaborasi kohesif ini diperlukan agar aktivitas masyarakat, operasional bisnis, dan kebijakan pemerintah daerah selaras dan saling menunjang sehingga terbentuk iklim yang baik yang mampu menarik TTI-TDO.

Dari sisi aktivitas masyarakat, tiga pelaku utama di atas harus mendorong agar semua lapisan masyarakat (termasuk LSM dan DPRD) bersikap welcome terhadap kedatangan TTI-TDO dan sumber daya dari luar. Jargon “putra daerah” dalam pembangunan daerah misalnya, sudah waktunya dihapuskan. Kenapa? Karena urgensinya di sini adalah bagaimana mendapatkan talenta terbaik terlepas dari mana mereka berasal-bukannya nasionalisme sempit kedaerahan. Harus diingat keberhasilan Bali sebagar salah satu pusat pariwisata dunia tak lepas dari sikap positif (welcome) penduduknya terhadap wisatawan yang masuk ke pulau tersebut, tak peduli dari mana si wisatawan tersebut berasal.

Dari sisi operasional bisnis mereka harus terus-menerus membangun iklim bisnis yang baik dan menjamin semakin meningkatnya peluang investasi di daerah tersebut. Kalangan bisnis haruslah secara kontinu membangun kompetensinya, agar produktivitas bisnis yang mereka kembangkan juga terus meningkat, dan pada gilirannya produktivitas perekonomian secara keseluruhan juga akan terdongkrak. Salah satu aspek yang juga tidak kalah penting adalah terbentuknya jaringan bisnis di daerah tersebut dengan jaringan bisnis nasional/global, sehingga daerah akan memiliki akses pada sumber daya global dan mereka mampu menangkap peluang-peluang pasar global.

Kedua, memperlakukan TTI-TDO secara semestinya berarti bahwa suatu daerah haruslah mampu mengidentifikasi keinginan dan ekspektasi mereka, dan secara responsif memenuhi keinginan tersebut. Seperti kami ungkapkan di atas, langkah kedua ini merupakan upaya pemuasan pelanggan yang sudah masuk ke suatu daerah agar mereka betah dan mampu menjalankan aktivitasnya secara baik. Untuk dapat melakukannya, daerah mau tidak mau harus secara terus-menerus memperbaiki liveability, investability, dan visitability.

Live ability daerah bisa ditingkatkan dengan menjamin kompetitifnya biaya hidup (cost of living) , memperbaiki fasilitas umum dan layanan publik, menekan tingkat kriminalitas, di samping tentu menciptakan lingkungan yang nyaman.lnvestability ditingkatkan dengan menyediakan tenaga kerja terampil yang memadai, terus memperbaiki infrastruktur dan fasilitas produksi, menjamin tetap menariknya peluang investasi, akses ke pusat-pusat bisnis nasional/global, sistem birokrasi dan regulasi yang kondusif, dan sebagainya. Visitability diperbaiki dengan menyediakan fasilitas transportasi akomodasi yang kompetitif, terus meng-upgrade dan merevitalisasi tujuan-tujuan wisata, membangun kemudahan (convenience) serta menciptakan suasana aman dan nyaman.

Dalam konteks ini sangat penting peran survei pelanggan untuk melihat liveability, investability, dan visitability di atas sekaligus mengetahui tingkat kepuasan pelanggan yang beraktivitas di daerah tersebut. Berdasarkan hasil survey tersebut, mereka dapat merancang program customer satisfaction dan memantau kinerja daerah dalam memenuhi ekspektasi pelanggan dari waktu ke waktu. Survei dan program semacam ini merupakan hal yang biasa dilakukan oleh kota-kota atau negara bagian di Amerika Serikat sebagai upaya mereka mengidemifikasi dan memenuhi keinginan dan ekspektasi pelanggan.

Ketiga, untuk membangun “rumah” yang nyaman bagi kegiatan TTI-TDO maka daerah harus menyediakan wahana yang memadai bagi aktivitas mereka. Singapura adalah contoh negara kota yang mampu menjadi “rumah ideal” bagi ribuan perusahaan dari seluruh dunia. Bisa dipastikan perusahaan multinasional dari seluruh penjuru dunia memiliki kantor representatif di Singapura.

Salah satu faktor kuncinya adalah karena Singapura sangat serius menyediakan infrastruktur/suprastruktur yang memadai untuk menunjang aktivitas operasional mereka, mulai dari fasilitas pameran dan konferensi, infrastruktur fisik dan telekomunikasi yang canggih, akses ke pusat-pusat bisnis global, hingga perguruan-perguruan tinggi untuk menarik orang-orang berbakat dari seluruh dunia.

Agar turis merasa berada di rumah sendiri maka daerah harus menyediakan atraksi yang menarik serta akses aman, nyaman, dan kompetitif ke berbagai tujuan wisata. Untuk mendapatkan putra-putra terbaik dari luar daerah, pemerintah daerah harus mengembangkan perguruan tinggi seperti politeknik dan universitas yang cukup berkualitas yang bisa menjadi daya tarik bagi mereka.

Begitu juga untuk organizer, daerah harus merancang berbagai kegiatan dan beragam bentuk konferensi yang dijadwalkan secara periodik. Hal yang sama juga dilakukan untuk pelanggan yang lain. Dengan berbagai wahana ini diharapkan pelanggan di atas akan menjadikan daerah yang bersangkutan sebagai long- term home base-nya dan upaya customer retention akan terlaksana dengan baik.

Promosi Daerah merupakan aspek penting dalam memasarkan dan menarik investasi masuk ke daerah, untuk itu Pemerintah Provinsi (Pemprov), Pemerintah Daerah (Pemda) atau Pemerintah Kota (Pemkot) perlu menyiapkan strategi promosi yang tepat.

Dalam menyusun suatu strategi promosi diperlukan kemampuan teknis, dan tools yang akan di implementasikan pada provinsi, kabupaten atau kota. Lepmida (Lembaga Pengembangan Manajemen dan Investasi Daerah) menyediakan layanan Bimbingan Teknis “Strategi Menarik Investor Melalui Promosi Daerah”.

Bimbingan Teknis ini akan membahas sasaran dan pangsa pasar, pengembangan peluang, memetakan potensi di masing-masing daerah, media penyebaran informasi, dan sebagainya. Dengan mengikuti bimbingan teknis ini maka para peserta dapat memiliki kemampuan teknis menyusun strategi promosi yang tepat dan efektif. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Sdri. Emy Trimahanani, HP : 082111444583.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here