Bursa Asia 25 Oktober Bergerak Negatif; Nikkei Anjlok Lebih 3 Persen

863

(Vibiznews – Index) Bursa Saham di Asia jatuh di perdagangan pagi setelah merosotnya bursa Wall Street semalam.

Indeks Nikkei 225 Jepang diperdagangkan turun 3,65 persen sementara indeks Topix turun 3,03 persen.

Indeks Kospi turun 2,46 persen, dengan saham Samsung Electronics dan SK Hynix keduanya menurun lebih dari 3 persen masing-masing.

Penurunan terjadi meskipun SK Hynix membukukan rekor laba operasi kuartal ketiga pada Kamis meskipun harga chip lebih lemah dan mengalahkan ekspektasi karena dorongan penjualan musiman untuk perangkat mobile dan permintaan server yang kuat, kata Reuters. Saham SK Hynix turun 4,05 persen.

Indeks ASX 200 Australia turun 2,09 persen pada pagi hari, dengan semua sektor menurun. Subindex energi kehilangan 2,13 persen sementara sektor keuangan yang berat tertimbang turun 2,11 persen.

Saham perbankan utama turun, dengan saham ANZ jatuh 1,89 persen, Commonwealth Bank turun 1,84 persen, Westpac turun 1,98 persen dan National Australia Bank turun 1,95 persen.

Saham pertambangan juga turun, dengan Rio Tinto kehilangan 2,91 persen, Fortescue turun 4,4 persen dan BHP jatuh 2,96 persen.

Semalam di Wall Street, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 608,01 poin pada 24.583,42 dan menghapus semua kenaikannya untuk 2018. Indeks S & P 500 turun 3,1 persen menjadi ditutup pada 2.656,10 dan juga berbalik negatif untuk tahun ini. Indeks Nasdaq turun 4,4 persen menjadi 7.108,40 – memasuki wilayah koreksi.

Para ahli telah menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi sentimen pasar dalam beberapa pekan terakhir. Mereka termasuk beberapa kekecewaan pendapatan, konflik yang berkembang atas pengeluaran anggaran antara Italia dan Uni Eropa, kritik internasional ditujukan pada kekuatan minyak Arab Saudi atas pembunuhan seorang wartawan pembangkang dan kekhawatiran bahwa pertumbuhan global kehilangan tenaga.

Menambah daftar kekhawatiran itu adalah ketidakpastian yang berlanjut di sekitar perang perdagangan AS-China, yang oleh sebagian investor kuatir bisa melemahkan keuntungan hingga 2019.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Asia berpotensi negatif dengan merosotnya bursa Wall Street yang dapat memicu pelemahan secara global. Disamping itu kekuatiran pertumbuhan ekonomi global, ketegangan geopolitik, perang dagang AS-China, juga bisa menjadi sentimen bearish.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here