Euro Rebound Dari Terendah 2,5 Bulan

893

(Vibiznews – Forex) Euro rebound dari posisi terendah 2,5 bulan pada Kamis setelah mata uang ini terpukul keras oleh pembelian dolar baru-baru ini.

Analis mengatakan banjir pembelian dolar akhir bulan pada hari Rabu telah berakhir pada awal November. Hal tersebut dikombinasikan dengan harapan bahwa China akan meningkatkan stimulus fiskal, mendorong euro dan menyebabkan pergerakan substansial lebih tinggi dalam dolar Australia dan Selandia Baru, Crown Norwegia dan Swedia serta mata uang negara berkembang.

Kenaikan lebih dari satu persen dalam GBP pada harapan kesepakatan Brexit Uni Eropa-Inggris untuk layanan keuangan juga menambah tekanan pada dolar, membuatnya berada di jalur untuk kerugian satu hari terbesar dalam tiga minggu.

Euro naik ke setinggi $ 1,1389, jauh dari terendah baru-baru ini $ 1,1302 menyusul data zona Eropa yang lemah dan kekhawatiran tentang anggaran Italia.

Indeks dolar, yang mengukur nilai dolar AS terhadap enam mata uang utama, bergerak lebih rendah 0,5% ke 96,642, turun dari level tertinggi 16 bulan di level 97,2 pada hari Rabu.

Dolar Australia, dilihat sebagai barometer sentimen investor, melonjak satu persen menjadi $ 0,7146, dibantu oleh data yang menunjukkan peningkatan yang kuat dalam surplus perdagangan negara.

Yen naik tipis menjadi 112,90. Mata uang Jepang melemah ke level terendah tiga minggu di 113,38 pada hari Rabu setelah Bank of Japan mengisyaratkan niatnya untuk mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar untuk beberapa waktu.

Dengan meningkatnya sentimen risiko investor, mata uang negara-negara berkembang menguat terhadap dolar. Yuan China di luar negeri, yang telah tergelincir ke level terendah 22 bulan pekan ini, pulih hampir setengah persen menjadi 6,9456.

Mata uang rubel Rusia, lira Turki, dan rand Afrika Selatan naik, yang terakhir naik 1,7 persen.

Terlepas dari penurunan dolar, beberapa analis berhati-hati tentang penurunan lebih lanjut mengingat kesulitan untuk ekonomi global.

Data ketenagakerjaan AS pada Jumat juga dapat memperkuat pandangan bahwa ekonomi AS mengungguli saingan, dapat membuat dolar AS naik lagi.

Malam nanti akan dirilis data ISM Manufacturing PMI Oktober AS yang diindikasikan melemah.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan mata uang Dolar AS berpotensi lemah jika data ISM Manufacturing PMI Oktober AS terealisir melemah. Dengan demikian dapat mendukung kenaikan Euro dan Poundsterling serta mata uang saingan lainnya.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here