(Vibiznews – Index) Pasar Saham Asia diperdagangkan mixed pada Senin sore (12/11) terpicu kehati-hatian investor terkait risiko global seperti perang perdagangan antara AS dan China, prospek pertumbuhan, serta harga minyak.
Indeks Nikkei 225 Jepang menghapus kerugian awal lebih dari 0,7 persen untuk ditutup sedikit lebih tinggi di 22.269,88 sementara indeks Topix sedikit merosot ke 1,671.95.
Unit telekomunikasi domestik SoftBank menerima persetujuan pada hari Senin untuk mendaftar di Bursa Saham Tokyo dalam penawaran umum perdana senilai $ 21,04 miliar, menurut laporan Reuters, mengutip pengarsipan peraturan, menjadikannya salah satu IPO terbesar yang pernah ada. Perusahaan, SoftBank Corp, akan terdaftar pada 19 Desember, kantor berita menambahkan. Berita itu muncul setelah pasar Jepang ditutup untuk hari perdagangan – saham SoftBank Group sedikit lebih rendah.
Di Korea Selatan, indeks Kospi jatuh 5,65 poin, atau 0,27 persen, menjadi 2,080.44.
Pasar di China Raya sebagian besar positif. Indeks Shanghai naik 31,64 poin, atau 1,22 persen, menjadi 2.630,51 sementara indeks Shenzhen bertambah 33,55 poin, atau 2,52 persen, menjadi 1.361,74.
Di Hong Kong, indeks Hang Seng diperdagangkan sedikit lebih tinggi, ditutup naik 0,12 persen atau 31,26 poin menjadi 25633.18.
Di Australia, indeks ASX 200 menghapus kerugian sebelumnya untuk naik 19,50 poin, atau 0,33 persen, menjadi 5.941,30. Subindex keuangan jatuh 0,28 persen karena saham beberapa bank besar jatuh: saham ANZ turun 2,95 persen dan National Australia Bank turun 0,08 persen. Saham Westpac naik 0,14 persen dan Commowealth Bank naik 1,16 persen.
Harga minyak diawasi ketat pada Senin, setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya memperingatkan tentang melonjaknya produksi minyak yang diatur untuk membiarkan pasar minyak mentah kelebihan pasokan pada 2019.
Sebuah komite yang terdiri dari beberapa anggota OPEC dan eksportir minyak mentah lainnya mengatakan bahwa kelompok yang lebih besar dari sekitar dua lusin negara mungkin harus meluncurkan putaran pemotongan produksi baru untuk menjaga keseimbangan pasar minyak. Pengumuman itu datang karena meningkatnya pasokan dan prospek permintaan yang lebih lemah telah menyebabkan kemunduran tajam harga minyak.
Arab Saudi juga mengatakan berencana untuk mengurangi pasokan minyak ke pasar dunia sebesar 0,5 juta barel per hari pada Desember, menurut Reuters.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Asia akan mencermati pergerakan bursa Wall Street, yang jika positif akan memberikan dukungan bagi bursa Asia.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group