(Vibiznews – Forex) – Mengawali perdagangan forex sesi Asia hari Kamis pagi (15/11), dolar AS masih belum punya tenaga untuk rebound setelah 2 hari berturut anjlok oleh profit taking pasar setelah mencapai puncak tinggi 16 bulan pekan lalu. Rilis kuatnya data inflasi AS bulan Oktober tidak sanggup mengalahkan sentimen kuatnya mata uang kawasan Eropa.
Kedua mata uang ini berakhir kuat tipis semalam yang melewati pergerakan konsolidasi sejak perdagangan sesi Asia rally. Kuatnya poundsterling mendapat sentimen dari meredanya ketegangan Brexit oleh harapan terjadi kesepakatan yang baik Inggris dan Uni Eropa terkait Brexit. Sekalipun permasalahan anggaran Italia masih menjadi perhatian khusus pasar Eropa.
Indeks dollar, yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap enam mata uang saingan utamanya ditutup pada level 97.04 dan sempat mencapai 96.75. Dan pagi ini indeks dibuka pada posisi sedikit lebih rendah di 97.03 dan kini sudah tertekan pada kisaran 96.80.
Sebagai penggerak pasar selanjutnya, hari ini banyak momentum pada sesi Amerika dari rilis data ekonomi makro yang memberikan dinamika pergerakan dolar AS. Data yang bisa diperhatikan pasar pada sesi malam seperti rilis data retail sales, Philly Fed Manfacturing serta unemployment claims.
Untuk perdagangan selanjutnya, analis Vibiz Research Center melihat bahwa dolar berpotensi kuat dengan didukung oleh fundamentalnya, namun bergerak konsolidasi oleh dinamika sentimen pasar merespon banyaknya data ekonomi tersebut.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Jul Allens