(Vibiznews – Forex) – Perdagangan mata uang dolar AS terhadap banyak mata uang dunia secara luas masih lemah di perdagangan Asia hari Kamis (22/11) karena menurunnya permintaan mata uang safe haven setelah rebound dalam perdagangan ekuitas global dan euro juga menguat pada harapan untuk penyelesaian sengketa anggaran Italia.
Namun secara fundamental dolar masih punya fundamental yang kuat akan jalur pengetatan moneter dari Federal Reserve. The Fed diperkirakan akan memaksakan kenaikan suku bunga ke-4 pada 2018 pada bulan Desember, tetapi investor mulai mempertanyakan berapa banyak kenaikan suku bunga yang dapat diimplementasikan Fed tahun depan tanpa risiko perlambatan ekonomi domestik, yang sejauh ini bertahan dengan baik bahkan sebagai pinjaman biaya meningkat.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap 6 mata uang utama lainnya diperdagangkan lebih rendah pada 96,64. Indeks kehilangan lebih dari 0,1 persen nilainya di sesi perdagangan sebelumnya. Pagi ini indeks dibuka pada posisi 96.72 dan sempat mencapai posisi tinggi 96.74.
Terhadap yen Jepang di sesi ini dolar retreat setelah selama 2 hari berturut menguat. Secara fundamental Fed berada di jalur pengetatan moneter, Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneternya yang longgar karena pertumbuhan dan inflasi yang rendah. Perbedaan suku bunga antara obligasi AS dan Jepang ini, membuat dolar menjadi taruhan yang lebih menarik daripada yen.
Untuk perdagangan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan dolar AS akan bergerak konsolidasi dan akan bearish kembali dikarenakan liburnya perdagangan di kawasan Amerika hari ini.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Jul Allens