(Vibiznews – Index) – Pasar Asia tergelincir pada hari Rabu, terseret oleh kejatuhan Wall Street karena penurunan tajam dalam hasil Treasury AS jangka panjang dan kekhawatiran perdagangan yang meningkat memicu kekhawatiran investor tentang pertumbuhan ekonomi global.
Ekuitas global telah terguncang ketika para penggemar kurva yield Treasury AS mengalami kekhawatiran tentang resesi, dan semakin meragukan bahwa Washington dan Beijing akan dapat meraih kesepakatan perdagangan substantif selama gencatan senjata sementara yang disepakati pada akhir pekan lalu.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 1,35 persen. Demikian juga dengan Hang Seng Hong Kong .HSI mundur 1,55 persen dan Shanghai Composite Index .SSEC merosot 0,2 persen. Nikkei Jepang .N225 turun 0,8 persen dan KOSPI Korea Selatan .KS11 turun 0,5 persen.
Saham Australia kehilangan 1 persen, tertekan oleh kerugian global. Suasana hati semakin memburuk setelah data menunjukkan pertumbuhan kuartal ketiga Australia jatuh jauh dari harapan. Dolar Australia AUD, turun 0,5 persen menjadi $ 0,7304.
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengalami kekalahan memalukan pada hari Selasa di awal lima hari perdebatan tentang rencananya untuk meninggalkan Uni Eropa yang dapat menentukan masa depan Brexit dan nasib pemerintahannya.
Tadi malam, dolar berjuang di tengah anjloknya imbal hasil Treasury, dengan indeks terhadap sekeranjang enam mata uang utama. DXY turun ke dekat dua minggu terendah 96,397 sebelum merayap kembali di atas 97,00.
Greenback jatuh terhadap yen safe-haven, anjlok sebesar 0,75 persen semalam, menjadi 112,95 yen per dolar AS.
Pound turun 0,3 persen pada $ 1,2703 GBP, setelah menyentuh terendah 17-bulan $ 1,2659 semalam, terguncang oleh kemunduran Brexit di parlemen.
Harga minyak dunia jatuh, terbebani oleh pembengkakan persediaan AS dan kekhawatiran bahwa perlambatan aktivitas ekonomi akan melemahkan permintaan untuk komoditas.
Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner of Wealth Planning Services
Editor : Asido Situmorang
