Bursa Asia Masih Berjuang Untuk Tetap Naik, Pasar Dunia Tunggu NFP Nanti Malam

720

(Vibiznews – Index) – Saham Asia berjuang untuk mempertahankan pemulihan tertipis pada Jumat di tengah spekulasi Federal Reserve mungkin akan melakukan satu kali lagi menaikkan suku bunga AS untuk yang terakhir kalinya di tahun ini. Sementara harga minyak jatuh lagi karena ketidak adanya kesepakatan diantara produsen mengenai rincian dari pemotongan output.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang mendorong naik 0,4 persen, meskipun itu mengikuti penurunan 1,8 persen pada hari Kamis. Nikkei Jepang naik 0,8 persen.

Di bursa saham Tiongkok yang diawali dengan kenaikan tetapi akhirnya tergelincir ke wilayah negatif dimana harga saham-saham unggulan turun 0,1 persen.

Tidak ada kekhawatiran yang dapat dilepaskan dari hubungan China-AS setelah penangkapan Meng Wanzhou, CFO dari pembuat smartphone Huawei Technologies Co Ltd, mengancam akan mendinginkan pembicaraan ditengah gencatan perdagangan.

Pasar juga menghadapi tes dari data payrolls AS di tengah spekulasi ekonomi yang sedang menuju tambalan yang sulit setelah bertahun-tahun pertumbuhan yang solid.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell menekankan kekuatan pasar tenaga kerja dalam sambutannya yang dibuat Kamis malam.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan pekerjaan naik 200.000 pada bulan November setelah melonjak 250.000 pada bulan Oktober.

Suasana di pasar aset berisiko sedikit cerah setelah Wall Street Journal melaporkan pejabat Fed sedang mempertimbangkan apakah akan menandakan mentalitas menunggu-dan-lihat baru setelah kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan mereka pada bulan Desember.

Greenback mereda terhadap sekeranjang mata uang ke 96,803, dan jatuh ke 112,85 yen dari 113,85 tinggi pada awal pekan ini. Euro naik sekitar 0,4 persen pada minggu ini sejauh $ 1,1366.

Di pasar komoditas, emas menguat ke dekat puncak lima bulan karena dolar mereda dan ancaman terhadap suku bunga yang lebih tinggi berkurang. Harga emas di pasar spot berdiri di $ 1.239 per ounce.

Minyak kurang disukai, namun, jatuh lebih jauh karena OPEC menunda keputusan pemotongan produksi sambil menunggu dukungan dari Rusia, negara penghasil kelas berat non-OPEC.

Brent futures tergelincir 52 sen menjadi $ 59,54 per barel, sementara minyak mentah AS kehilangan 40 sen menjadi $ 51,09.

Selasti Panjaitan/VBN/Coordinating Partner of Wealth Planning Services
Editor : Asido Situmorang

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here