(Vibiznews – Index) Bursa Saham Asia berakhir mixed pada hari Rabu (19/12) menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve AS.
Di pasar Jepang indeks Nikkei 225 berakhir turun 0,6 persen menjadi 20.987,92 dan indeks Topix ditutup 0,41 persen menjadi 1,556.15.
Debut perdagangan yang sangat dinantikan dari SoftBank Corp, unit mobile Softbank Group konglomerat Jepang, berakhir dengan kekecewaan. Saham perusahaan ditutup 14,5 persen lebih rendah dari harga penawaran umum perdana 1.500 yen ($ 13,36). Itu adalah saham yang paling banyak diperdagangkan di Bursa Efek Tokyo.
IPO SoftBank Corp sebesar 2,65 triliun yen ($ 23,6 miliar) adalah yang terbesar yang pernah ada di Jepang dan terbesar kedua di dunia stelah IPO Alibaba $ 25 miliar pada tahun 2014.
Pasar China yang lebih besar mixed. Indeks Shanghai mengakhiri hari 1,05 persen lebih rendah pada 2.549,5634 dan indeks Shenzhen turun 1,376 persen pada penutupan ke 1,294.4853. Sementara itu, Indeks Hang Seng Hong Kong berakhir 0,20 persen lebih tinggi pada 25865.39.
Saham-saham perusahaan minyak utama China jatuh menyusul anjloknya harga minyak semalam. Saham Petrochina jatuh 3,28 persen di Hong Kong dan 2,1 persen di Shanghai. Saham China Petroleum and Chemical Corp tergelincir 4,85 persen di Hong Kong dan 2,75 persen di Shanghai.
Saham energi di Australia juga sebagian besar lebih rendah. Origin Energy jatuh 5,69 persen pada penutupan, sementara Woodside Petroleum turun 1,82 persen. Indeks ASX 200 tergelincir 0,16 persen menjadi 5.580,6 pada akhir sesi perdagangan hari Rabu.
Sedangkan di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,81 persen menjadi 2.078,84.
Pasar akan fokus pada Rabu di AS untuk melihat keputusan kebijakan moneter oleh Federal Reserve. Bank sentral diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan untuk keempat kalinya dan terakhir pada 2018, dan prospek untuk 2019 juga akan diteliti oleh investor.
China dilaporkan memulai Central Economic Working Conference pekan ini setelah pidato Presiden China Xi Jinping pada hari Selasa untuk menandai peringatan ke-40 pembukaan dan reformasi pasar negara itu.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Asia akan mencermati keputusan kebijakan The Fed AS malam nanti, yang jika diputuskan kenaikan suku bunga AS dan proyeksi lebih banyak kenaikan suku bunga tahun 2019, akan dapat menekan bursa Asia.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group