(Vibiznews – Forex) – Melihat pergerakan dolar AS pada perdagangan forex sesi Asia awal hari Selasa (26/12) usai libur Natal kembali kurang diminati ditekan oleh sejumlah sentimen negatif termasuk meningkatnya kekhawatiran atas penutupan sebagian pemerintah AS dan ketegangan antara Gedung Putih dan Federal Reserve.
Kekhawatiran politik AS dan perlambatan ekonomi global telah membuat imbal hasil 10 tahun AS turun sekitar 25 basis poin pada bulan Desember, menambah ketegangan pada dolar dan semakin memperparah prospeknya.
Selama beberapa bulan terakhir, dolar telah berjuang untuk menghilangkan daftar faktor-faktor bearish yang paling baru-baru ini dipimpin oleh spekulasi atas prospek suku bunga AS, penurunan imbal hasil obligasi dan kejatuhan harga minyak.
Pekan lalu Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk keempat kalinya tahun ini, dan sebagian besar mempertahankan rencananya untuk menaikkan suku bunga tahun depan meskipun ada risiko ekonomi yang meningkat.
Itu mendorong Presiden AS Donald Trump untuk meningkatkan kritiknya terhadap Ketua Fed Jerome Powell. Presiden Trump mengecam The Fed menggambarkannya sebagai satu-satunya masalah bagi ekonomi AS.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap rival utamanya kini berada di posisi 96.55 atau flat dari penutupan perdagangan sebelumnya setelah dibuka pada posisi 96.55.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Jul Allens