(Vibiznews – Index) Bursa Saham Asia menguat pada awal pekan Senin (07/01) terbantu sentimen positif putaran baru perundingan perdagangan antara Amerika Serikat dan China di Beijing.
Indeks Nikkei 225 Jepang melambung 2,44 persen menjadi ditutup pada 20.038,97. Saham pembuat mobil Toyota naik 3,15 persen.
Indeks Kospi Korea Selatan naik 1,34 persen menjadi ditutup pada 2.037,10 karena saham pembuat baja Dongbu Steel meroket hampir 30 persen setelah perusahaan mengumumkan rencana untuk menerbitkan saham baru untuk menarik investasi baru. Saham Samsung naik 3,47 persen.
Indeks ASX 200 Australia naik 1,14 persen menjadi ditutup pada 5.683,20 karena sebagian besar sektor melihat kenaikan. Subindex material naik 2,22 persen karena saham penambang utama naik; Rio Tinto naik 2,69 persen, Fortescue Metals Group naik 3,26 persen dan BHP Billiton melonjak 3,03 persen.
Indeks Hang Seng Hong Kong brakhir naik 0,82 persen pada 25835.70. Saham China Mobile naik 1,11 persen setelah peningkatan peringkat Nomura menjadi “membeli” dari “netral,” mengutip posisi kuat perusahaan untuk standar nirkabel 5G generasi segera.
Pasar China daratan yang diawasi ketat terkait dengan perang perdagangan Beijing dengan Washington juga meningkat. Indeks Shanghai naik sekitar 0,72 persen menjadi ditutup pada sekitar 2.533,09. Sedangkan indeks Shenzhen melonjak 1,713 persen untuk mengakhiri hari perdagangannya di sekitar 1.301,41. Indeks Shenzhen naik 1,584 persen menjadi ditutup pada sekitar 7.400,20.
AS dan China mengadakan pembicaraan perdagangan tingkat wakil menteri di Beijing pada 7-8 Januari, menurut kementerian perdagangan China. Laporan-laporan mengatakan tim kerja yang dipimpin oleh Wakil Perwakilan Perdagangan AS Jeffrey Gerrish akan bertemu para pejabat Tiongkok untuk melakukan diskusi positif dan konstruktif.
Untuk bagiannya China bersedia untuk menyelesaikan perselisihan dagangnya dengan AS dengan pijakan yang sama, menurut Lu Kang, juru bicara kementerian luar negeri China.
Bank Rakyat Tiongkok memangkas rasio persyaratan cadangan (RRR) – jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan — sebesar 1 persen pada Jumat lalu dalam upaya untuk merangsang pinjaman di tengah kekhawatiran atas perlambatan ekonomi.
Seorang analis mengatakan langkah bank sentral China mungkin tidak mendukung pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk pergerakan bursa Asia selanjutnya akan mencermati pergerakan bursa Wall Street yang berpotensi positif dengan adanya putaran baru perundingan perdagangan AS-China.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group