(Vibiznews-Commodity) – Melihat pergerakan pasar forex sesi Eropa awal pekan hari Senin (07/01) dolar tergelincir terhadap rival-rival utamanya oleh tekanan dovish ekspektasi kenaikan suku bunga Fed 2019 yang disampaikan Ketua Fed Jerome Powell akhir pekan lalu. Di antara rival utamanya tampak kurs euro dalam pair EURUSD yang menguat lebih besar.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap rival utamanya terpantau di posisi 95.98 atau melemah 0,20 persen setelah awal sesi Asia dibuka pada posisi 96.16 yang juga posisi terendah sepanjang perdagangan hari ini. Indeks sempat turun ke posisi 95.88.
Indeks telah turun untuk sesi ketiga berturut-turut hingga jatuh kebawah kisaran psikologis 96.00 karena sentimen negatif di sekitar dolar terus menguasai. Pidato Powell pada hari Jumat mengejutkan para investor terhadap sisi negatifnya dan mendorong dolar anjlok setelah sempat tinggi oleh data NFP AS. Fed menyatakan siap untuk merevisi kebijakan moneternya jika prospek ekonomi memburuk.
Untuk katalis penggerak sentimen pasar pada sesi Amerika malam nanti akan ada rilis data ISM non-manufaktur yang akan menjadi peristiwa menonjol selain data pesanan pabrik AS periode bulan Desember.
Kurs Euro menguat 0,38 persen versus dolar sementara dolar Australia yang sering dianggap sebagai barometer kuatnya perdagangan aset risiko global, naik 0,36 persen dan menyentuh level tertinggi sejak 20 Desember. Yen Jepang juga menguat 0,31 persen dan poundsterling hanya menguat tipis.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang