(Vibiznews – Index)- Perdagangan saham bursa saham Amerika hari Selasa (08/01) meningkat karena optimis pasar penyelesaian perang dagang AS-China yang sedang berunding selama 2 hari terakhir. Namun kekuatan indeks dibayangi oleh penurunan saham bank yang sulit menekan perdagangan di Wall Street.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 76 poin atau 0,32 persen, dipimpin oleh kekuatan saham Boeing. Kemudian indeks S&P 500 naik 0,1 persen karena saham sektor energi mengungguli. Nasdaq Composite meningkat kembali menjadi naik 0,28 persen.
Saham raksasa teknologi lainnya seperti Apple, Facebook, dan Google-parent Alphabet juga diperdagangkan lebih tinggi. Keuntungan ini menambah kenaikan tajam perdagangan FAANG sejak akhir Desember. Penutupan bursa sebelumnya, saham Facebook telah melonjak 12,2 persen, sementara Amazon telah meroket 24,7 persen. Saham alfabet naik 35 persen.
Saham pembuat chip juga jatuh. Nvidia dan Applied Materials keduanya turun 4 persen untuk memimpin penurunan semikonduktor. Lam Research dan Advanced Micro Devices juga turun lebih dari 3 persen. Penurunan stok chip terjadi setelah Samsung memangkas panduan pendapatan kuartal keempatnya karena permintaan yang kurang baik untuk chip memori.
Kementerian Luar Negeri China sebelumnya mengatakan Beijing memiliki itikad baik bekerja sama dengan Washington untuk mencapai kesepakatan sebelum batas waktu di bulan Maret. Presiden Donald Trump juga tweeted bahwa pembicaraan perdagangan AS-China berjalan sangat baik.
Namun perdagangan saham Wall Street ini dibatasi oleh masih ditutupnya operasional sebagian pemerintah AS. Kemudian malam ini, Trump dijadwalkan untuk memberikan pidato nasional tentang kondisi pemerintahannya digambarkan sebagai krisis di perbatasan selatan.
Trump telah melakukan banyak upaya untuk menarik perhatian publik terhadap masalah yang disebabkan oleh imigran ilegal di tengah kebuntuan atas pendanaan untuk tembok perbatasannya yang kontroversial. Presiden baru-baru ini juga menyatakan bahwa ia dapat melewati Kongres dan memperoleh dana untuk tembok itu dengan menyatakan situasi di perbatasan sebagai keadaan darurat nasional.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang