(Vibiznews-Forex) – Kurs poundsterling dalam pair GBPUSD hari Jumat (11/01) awal sesi Asia dibuka lebih rendah dari perdagangan sebelumnya oleh kecemasan Brexit. Namun bangkit kembali dan bergerak bullish merespon melemahnya dolar AS yang tertekan kebijakan Fed yang dovish. Selain itu pada sesi Eropa terdapat banyak data makro yang jadi perhatian pasar.
Akan dirilis Produksi Manufaktur Inggris untuk November (perkiraan 0,3%, terakhir -0,9%), Produksi Industri November (perkiraan 0,2%, terakhir -0,6%); Neraca Perdagangan Barang Inggris untuk bulan November (perkiraan – £11,4 miliar, terakhir – £11,87 miliar). Sebagai fokus utama kalender ekonomi akan dirilis data PDB bulanan terbaru Inggris untuk bulan November, yang diperkirakan akan tetap stabil di 0,1%.
Lalu di sesi Amerika data yang penting yaitu data inflasi untuk periode tahunan hingga Desember, yang diperkirakan 2,2%. Namun untuk core inflasi periode bulanan diperkirakan 0,2% yang sama dengan periode sebelumnya. Data inflasi yang lemah bisa mengkonfirmasi bank sentral AS dari kenaikan suku bunga yang dijadwalkan untuk 2019.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair GBPUSD yang dibuka pada 1.2744 kini berada di 1.2759 sedang naik menuju R1 dan jika tembus akan lanjut turun ke R2. Namun jika bergerak negatif akan turun kembali ke posisi awal sesi dan jika tembus meluncur ke S1.
R3 | R2 | R1 | Pivot | S1 | S2 | S3 |
1.2849 | 1.2817 | 1.2781 | 1.2753 | 1.2700 | 1.2675 | 1.2631 |
Buy Avg | 1.2773 | Sell Avg | 1.2722 |
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group