(Vibiznews – Index) Bursa Saham Asia Pasifik berakhir mixed pada hari Kamis (17/01), meskipun pendapatan kuartalan yang kuat di AS dan setelah pemerintah Inggris terhindar dari mosi tidak percaya parlemen. Kekhawatiran terhadap China kemungkinan membebani sentimen pasar.
Indeks Nikkei 225 Jepang menghapus kenaikan awal dekat 0,3 persen menjadi ditutup 40,48 poin, atau 0,2 persen, pada 20.402,27 sementara indeks Topix menambahkan 5,43 poin, atau 0,35 persen, menjadi 1.543,2.
Di Korea Selatan, indeks Kospi ditutup hampir flat.
Indeks ASX 200 Australia naik 14,9 poin, atau 0,26 persen, menjadi 5.850.1.
Pasar di wilayah China raya merosot. Indeks Hang Seng Hong Kong turun sekitar 0,54 persen pada 26755.63. Di China daratan, indeks komposit Shanghai turun 0,42 persen sementara indeks komposit Shenzhen turun sekitar 0,9 persen.
Sebelum pasar dibuka, bank sentral China menetapkan nilai tengah yuan pada 6,7592. Bank Rakyat China (PBOC) memungkinkan nilai tukar naik atau turun 2 persen dari kurs titik tengah resmi yang ditetapkannya setiap hari.
Pada hari Rabu, PBOC memompa 560 miliar yuan ($ 83 miliar) ke dalam sistem perbankannya, yang merupakan rekor jumlah uang yang disuntikkan dalam satu hari. Dalam sebuah pernyataan di situs webnya, bank sentral mengatakan karena itu adalah puncak periode pajak, total likuiditas sistem perbankan menurun agak cepat.
Likuiditas mengacu pada kemudahan aset yang dapat dikonversi menjadi uang tunai.
Sentimen pasar telah membebani dalam beberapa bulan terakhir atas kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia itu melambat sementara Beijing tetap terjerat dalam perang perdagangan dengan Washington. Untuk bagiannya, pemerintah China telah memperkenalkan serangkaian langkah-langkah untuk menopang perekonomian.
Pemerintah Inggris yang dipimpin oleh Perdana Menteri Theresa May selamat dari mosi tidak percaya pada hari Rabu. Itu terjadi satu hari setelah rencana May tentang bagaimana Inggris harus keluar dari Uni Eropa dengan suara keras di House of Commons.
Semalam di Wall Street, saham naik karena investor menyambut pendapatan kuartalan yang kuat dari bank-bank besar seperti Goldman Sachs dan Bank of America. Dalam laporan terbarunya tentang ekonomi, Federal Reserve A.S. pada hari Rabu mengatakan bahwa pasar tenaga kerja telah mengetat di seluruh negeri karena bisnis berjuang untuk menemukan pekerja pada tingkat keterampilan apa pun sementara upah tumbuh moderat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan mencermati pergerakan bursa Wall Street. Dengan terhindarnya PM Inggris dari sentimen mosi tidak percaya dari parlemen Inggris dapat memberikan sentimen positif.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group