Ekonomi China Diprediksi Melambat ke 6,3%; Posisi 29 Tahun Terendahnya

771

(Vibiznews – Economy) – Ekonomi China diperkirakan akan melambat lebih lanjut di tahun ini, karena permintaan domestiknya yang melemah dan ekspor terpukul oleh tarif A.S., memperkuat pandangan bahwa Beijing perlu mengeluarkan lebih banyak lagi langkah-langkah stimulus ekonomi, demikian jajak pendapat dari Reuters yang baru dirilis (18/01).

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu memulai dengan awal yang kuat pada 2018, tetapi tekanan segera muncul ketika diambil tindakan tegas terhadap kredit-kredit berisiko tinggi yang mendorong naiknya biaya pinjaman dan mempersulit perusahaan-perusahaan kecil untuk mendapatkan pendanaan.

Pada saat yang sama, perselisihan yang semakin meningkat dengan Amerika Serikat membuat kedua belah pihak saling mengenakan tarif barang yang telah mengganggu sektor perdagangan dan bisnis China serta kepercayaan konsumennya. Melambatnya permintaan global disebutkan telah meningkatkan tekanan ekspor China juga, demikian dikutip dari Reuters (17/01).

Pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan melambat menjadi 6,3 persen tahun ini, terlemah dalam 29 tahun terakhir, dari yang diperkirakan 6,6 persen pada 2018, menurut perkiraan median dari 85 ekonom yang disurvei Reuters. Sementara ekonomi China tumbuh 6,9 persen pada tahun 2017.

Analis Vibiznews melihat bahwa China, sebagai ekonomi terkuat kedua di dunia saat ini, akan tetap memainkan peranan penting dalam perekonomian global. Pelambatan pertumbuhannya dengan sendirinya akan mendorong turun perputaran ekonomi global. Ini akan memberikan tekanan bagi kinerja ekspor negara berkembang, termasuk Indonesia. Defisit neraca berjalan kita agaknya masih harus menghadapi tekanan berlanjut di tahun 2019 ini. Karenanya, motor pertumbuhan ekonomi dalam negeri Indonesia, yaitu sektor konsumsi dan investasi harus terus dipertahankan dan diperkuat.

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here