Bursa Asia Awal Pekan Berakhir Naik Mengabaikan Perlambatan Ekonomi China

708

(Vibiznews – Index) Pasar Saham Asia Pasifik awal pekan Senin (21/01) ditutup meraih keuntungan mengabaikan perlambatan pertumbuhan ekonomi China tahun 2018 yang merupakan terendah dalam 28 tahun.

PDB China tumbuh 6,6 persen pada 2018, yang sesuai dengan ekspektasi para analis, dan lebih rendah dari pertumbuhan 6,8 persen yang direvisi pada 2017. Pertumbuhan PDB kuartal keempat 6,4 persen, yang juga sesuai dengan perkiraan.

Sementara angka resmi PDB Beijing dipandang sebagai salah satu indikator penting kesehatan ekonomi Tiongkok, banyak pakar luar menyatakan keraguan tentang kebenaran angka-angka tersebut.

Pasar China daratan, yang diawasi dengan ketat sebagai hasil dari peang perdagangan AS-Tiongkok yang sedang berlangsung, melihat keuntungan di balik rilis data. Indeks Shanghai naik lebih dari 0,5 persen menjadi ditutup pada sekitar 2.610,51 sedangkan indeks Shenzhen naik 0,607 persen untuk mengakhiri hari perdagangannya di sekitar 1,330.17.

Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong melihat kenaikan 0,39 persen menjadi ditutup pada 27.196,54.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,26 persen menjadi ditutup pada 20.719,33 sementara indeks Topix naik 0,56 persen untuk menyelesaikan hari perdagangannya di 1.566,37. Saham produsen mobil Nissan naik 0,44 persen setelah rincian permintaan jaminan baru mantan CEO Carlos Ghosn muncul.

Di Korea Selatan, indeks Kospi mengakhiri hari perdagangan sebagian besar datar di 2.124,61.

Sedangkan indeks ASX 200 Australia naik 0,18 persen menjadi ditutup pada 5.890,40, dengan sektor-sektor mixed.

Saham minyak Australia sebagian besar naik karena subindex energi naik 0,49 persen. Harga minyak mentah naik pada hari Jumat menyusul berita bahwa China mengajukan rencana untuk menghilangkan surplus perdagangannya dengan Amerika Serikat.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan bergerak mixed dengan belum adanya sentimen penggerak, dimana bursa AS akan libur hari ini, sementara belum ada data ekonomi yang dapat memberikan dorongan.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here