(Vibiznews – Index) – Perdagangan saham di bursa kawasan Asia hari Selasa (29/01) masih merugi setelah dibuka merah pagi tadi. Investor khawatir atas perlambatan ekonomi Tiongkok dan ketidak jelasan perkembangan perbincangan perdagangan antara Washington dan Beijing.
Perdagangan saham di bursa saham kawasan Cina daratan yang tergelincir pada awal perdagangan masih bergerak lemah seperti indeks komposit Shanghai turun sekitar 1,13 persen dengan indeks Komposit Shenzhen juga turun 2,33 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng di bursa saham Hong Kong merosot 0,75 persen.
Indeks Nikkei 225 di bursa saham Jepang anjlok 208,78 poin atau 1,01 persen dan indeks Topix turun 0,72 persen, dengan banyak saham konglomerat alami kerugian seperti saham Softbank Group yang menurun hampir 1 persen. Saham eksportir utama lebih rendah karena penguatan yen seperti saham Mitsubishi Electric anjlok lebih dari 2 persen, Panasonic menurun hampir 2 persen, Sony dan Canon masing-masing turun lebih dari 1 persen.
Perdagangan saham di bursa Australi setelah libur perdagangan sebelumnya juga ikut tertekan dengan indeks ASX 200 anjlok sekitar 0,55 persen dengan sebagian besar sektor mengalami penurunan. Sektor keuangan yang sangat tertekan turun 1,68 persen karena saham bank Empat Besar Australia mengalami kerugian seperti saham ANZ turun 2 persen, Commonwealth Bank of Australia tergelincir 1,25 persen, Westpac merosot 2,4 persen sementara National Australia Bank turun hampir 2 persen.
Saham minyak di bursa Asutralia juga turun setelah harga minyak mentah turun lebih dari 3 persen semalam, saham OIL Search menurun lebih dari 1 persen, sementara Santos dan Woodside Petroleum masing-masing turun hampir 1 persen. Namun terdapat sektor yang kuat yaitu pertambangan karena penguatan harga bijih besi.
Di tempat lain di kawasan Asia, indeks Kospi di bursa saham Korea Selatan turun 0,5 persen karena saham industri kelas berat Samsung Electronics turun hampir 1 persen. Namun beda dengan perdagangan saham di Indonesia, IHSG bergerak positif dengan kenaikan indeks kini sekitar 0,08 persen.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang