(Vibiznews – Index) – Perdagangan saham Amerika Serikat di bursa Wall Street melonjak tinggi dan indeks utamanya ditutup menguat signifkan pada Kamis (31/01). Ketiga indeks utamanya memperpanjang keuntungan dari awal sesi hingga Federal Reserve umumkan mempertahankan suku bunga stabil dan menegaskan kembali posisinya untuk bersabar tentang pengetatan lebih lanjut.
Sebelumnya sentimen positif pasar terhadap saham-saham di Wall Street sudah didukung oleh laporan keuangan kuartalan yang lebih kuat dari perkiraan oleh perusahaan Apple dan juga Boeing.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup 434,90 poin lebih tinggi atau 1,8 persen pada 25.014,86 yang merupakan posisi diatas 25000 sejak perdagangan 4 Desember 2018, dibantu oleh lonjakan saham Boeing dan Apple. Indeks S&P 500 naik 41 poin atau 1,56 persen, dipimpin oleh sektor teknologi dan konsumen. Nasdaq Composite naik 173 poin atau 2,2 persen menjadi 7.183,08.
Saham Boeing melonjak 6,25 persen setelah laba kuartalannya dengan mudah mengalahkan ekspektasi. Raksasa perusahaan kedirgantaraan ini juga membukukan pendapatan tahunan lebih dari $100 miliar untuk pertama kalinya dan memberikan proyeksi pendapatan yang kuat untuk 2019.
Saham Apple naik 6,8 persen setelah melaporkan laba kuartalan yang nyaris mengalahkan perkiraan. Pendapatan triwulanan perusahaan secara keseluruhan melampaui ekspektasi, tetapi penjualan iPhone untuk kuartal tersebut berada di bawah perkiraan. Laporan itu muncul setelah perusahaan memangkas proyeksi pendapatan awal bulan ini karena perlambatan ekonomi di China.
Seperti yang sudah dilaporkan sebelumnya, Federal Reserve mengumumkan keputusannya yang sudah diperkirakan secara umum sebelumnya untuk menetapkan suku bunga tidak berubah dan menegaskan kembali posisinya untuk bersabar tentang normalisasi kebijakan lebih lanjut sehubungan dengan perkembangan ekonomi dan keuangan global baru-baru ini dan masih lemahnya tingkat inflasi negeri ekonomi terbesar pertama tersebut.
The Fed juga mengatakan akan bersabar dalam mengangkat biaya pinjaman lebih lanjut tahun ini karena menunjuk ke meningkatnya ketidakpastian tentang prospek ekonomi Amerika. Namun mereka akan siap untuk menggunakan berbagai alat, termasuk mengubah ukuran dan komposisi neraca, jika ekonomi membutuhkan akomodasi moneter yang lebih banyak, daripada yang bisa dicapai dengan penurunan suku bunga.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang