(Vibiznews – Bonds & Mutual Funds) – Perdagangan Surat Utang Negara (SUN) saat ini cukup bergairah terlihat dari minat investor pada lelang sukuk negara pada perdagangan kemarin, sehingga masih ada potensi naiknya harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan Kamis (7/2). Hal ini didorong oleh potensi penguatan kurs rupiah di tengah rilisnya data pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2018 yang tumbuh sebesar 5,18% (yoy).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif tahun lalu, ditambah sentimen negatif ekonomi global jadi pemicu investor melirik investasi obligasi negara saat ini.
Mengutip Indonesia Bond Pricing Agency, INDOBeX Government Total Return mencapai 2,40% (year to date) di level 242,17. Sementara itu, INDOBeX Corporate Total Return malah turun menjadi 2,10% ke level 268,38.
Baru-baru ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 di angka 5,17% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2017 yang sebesar 5,07%. Selain itu, kondisi rupiah yang menguat di kisaran Rp 13.900,- serta kondisi dollar yang memburuk setelah pernyataan The Fed membuat obligasi negara menjadi salah satu instrument investasi pilihan. Harga SUN pada perdagangan kemarin mengalami kenaikan seiring dengan hasil positif pertumbuhan ekonomi Indonesia dan penguatan rupiah.
SUN seri acuan dengan tenor 5 dan 10 tahun mengalami kenaikan harga masing-masing sebesar 33 bps dan 83 bps yang mendorong penurunan tingkat imbal hasil masing-masing 8 bps dan 11 bps. Adapun untuk SUN seri acuan tenor 15 tahun mengalami kenaikan harga hingga 97 bps yang akhirnya mendorong penurunan imbal hasil sebesar 11 bps.
Menurut analis kinerja obligasi negara berpotensi naik dengan imbal hasil turun, karena dengan inflasi Indonesia yang diperkiraan di angka 3%, dan yield rata-rata 7% sampai 8%, maka obligasi negara Indonesia lebih menarik dibanding negara maju lain.
Potensi menguntungkan dari obligasi negara ini dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah untuk mengembangkan diversifikasi instrumen investasi seperti SUN, ORI, Sukuk Tabungan, SBSN, Global Bond, dan lainnya serta dapat juga dilakukan perluasan pasar modal di Indonesia.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting Group
Editor : Asido Situmorang