(Vibiznews – Index) – Bursa saham Amerika di Wall Street pada perdagangan akhir pekan hari Jumat (08/01) dibuka lebih rendah dan indeks utamanya berada di jalur untuk mencatat kerugian berturut-turut di hari ketiga di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang perang perdagangan AS-Cina.
Kekhawatiran meningkat setelah sebuah laporan menunjukkan kedua negara belum menyusun kesepakatan. Gencatan perdagangan 90 hari antara AS dan Cina akan berakhir pada bulan Maret dan investor khawatir bahwa tidak ada kesepakatan perdagangan yang dapat dicapai sebelum batas waktu.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 200 poin atau 0,78 persen, dipimpin oleh anjloknya saham Intel dan Chevron. Indeks S&P 500 merosot 0,7 persen karena pelemahan saham sektor energi dan consumer discretionary. Demikian indeks Nasdaq Composite berkinerja buruk, merosot hingga 0,7 persen.
Suatu media melaporkan bahwa kedua negara belum menyusun draft tentang hal-hal yang mereka sepakati atau tidak setujui. Laporan tersebut semakin perburuk kondisi setelah sebelumnya Presiden Donald Trump mengatakan bahwa ia tidak akan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping sebelum batas waktu.
Selain sentimen diatas, kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi global yang sedang turun semakin menjadi ketika Komisi Eropa menurunkan tajam perkiraan untuk pertumbuhan ekonomi zona euro pada 2019 dan 2020. Kondisi yang mengkhawatirkan inilah yang membuat perusahaan – perusahaan menurunkan proyeksi pendapatannya di tahun 2019.
Untuk berita saham-saham yang alami tekanan kuat seperti saham The VanEck Vectors Semiconductor ETF (SMH) turun 1,1 persen, Saham Qorvo turun lebih dari 9 persen sementara Micron Technology kehilangan 2,6 persen. Nvidia, sementara itu, turun lebih dari 1,5 persen.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang