Saham Coca-Cola Penyebab Ambruknya Dow Jones di Bursa Wall Street

1012

(Vibiznews – Index) – Perdagangan saham Amerika Serikat  di bursa Wall Street yang berakhir pada hari Jumat pagi (15/02) ditutup mixed dengan indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average ditutup lebih rendah setelah rilis data penjualan ritel yang jauh lebih lemah dari perkiraan.

Indeks S&P 500 merosot 0,27 persen menjadi 2.745,72 karena tekanan saham  konsumen dan sektor keuangan yang merah. Indeks  Dow Jones anjlok 103,88 poin atau 0,41 persen menjadi 25.439,39 karena tekanan merah saham Coca-Cola yang mengalami hari terburuk sejak 2008.

Namun hanya indeks Nasdaq Composite yang bertahan di zona hijau dengan kenaikan 0,09 persen ditutup pada 7.426,95 karena dukungan kuat saham Netflix naik lebih dari 2 persen.

Karena perdagangan yang kurang bergairah pasca data diatas,  sebagian besar sektor utama mengakhiri hari dengan hanya menunjukkan pergerakan sederhana. Hanya saham emas menunjukkan penguatan,  dengan indeks NYSE Arca Gold Bugs naik 1,2 persen. Kekuatan di antara saham emas datang mendapat sedikit tekanan penurunan harga emas berjangka  untuk pengiriman April yang turun $1,20 menjadi $1,313.90 per  troy ounce.

Saham yang alami pergerakan positif banyak dari saham jaringan dan juga saham tembakau, namun saham-saham yang alami tekanan zona merah yaitu saham  perbankan dan saham bahan kimia.

Departemen Perdagangan AS semalam melaporkan penjualan ritel turun 1,2 persen pada bulan Desember, yang merupakan  penurunan bulanan terbesar mereka sejak September 2009. Departemen itu juga mengatakan penjualan ritel inti turun 0,9 persen pada Desember tidak termasuk penjualan di pompa bensin.

Selain data diatas, ada data PPI dengan tidak termasuk penurunan tajam dalam harga pangan dan energi indeks core PPI naik 0,3 persen pada Januari  sedangkan perkiraan pasar hanya naik 0,2 persen. Namun secara tahunan pertumbuhan harga produsen melambat menjadi 2,5 persen di Januari dari 2,8 persen di Desember. Tingkat pertumbuhan tahunan dalam harga produsen inti juga merosot ke 2,6 persen di Januari dari 2,7 persen di bulan sebelumnya.

Tekanan perdagangan saham semalam juga datang dari anjloknya imbal hasil treasury dengan tenor 10-tahun diperdagangkan sekitar 2,66 persen, atau turun dari sekitar 2,69 persen.

 

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group
Editor: Asido Situmorang 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here