(Vibiznews – Forex) – Diawal perdagangan forex sesi Asia hari Rabu (20/02) posisi dolar AS terhadap rival-rival utamanya masih melemah setelah sepanjang perdagangan sebelumnya alami tekanan kuat hingga jatuh ke posisi terendah dalam 2 pekan. Namun hanya terhadap yen Jepang masih kuat oleh kuatnya perdagangan aset resiko dan kebijaka nBOJ.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap rival utamanya kini berada pada posisi 96,47 atau turun sekitar 0,04 persen dari perdagangan sebelumnya. Namun setelah awal sesi dibuka pada posisi 96.51, indeks sempat naik ke posisi tertinggi di 96.54.
Perdagangan sebelumnya dolar AS alami tekanan kuat setelah pernyataan dovish seorang pejabat Fed yaitu Loretta Mester yang merasa nyaman dengan perlambatan atau juga penghentian kenaikan neraca tahun ini.
Lihat: Dolar Dihukum Investor Amerika, Anjlok ke Posisi Terendah 8 Hari
Terhadap yen Jepang, dolar AS menguat dikarenakan fundamental mata uang safe haven tersebut tertekan oleh pernyataan Gubernur BOJ Kuroda bahwa bank sentral akan meningkatkan stimulus jika kenaikan tajam yen merugikan ekonomi dan mengarah ke disinflasi. Selain itu kondisi pasar saham sedang membaik yang menekan aset safe haven.
Melawan rival utamanya di kawasan Eropa, dolar AS masih lemah terhadap euro sebesar 0,10 persen, terhadap poundsterling turun 0,07 persen dan terhadap aussie turun sekitar 0,13 persen. Sedangkan untuk kurs safe haven, yen melemah terhadap dolar 0,25 persen dan swiss franc melemah 0,03 persen.
Untuk pergerakan selanjutnya secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center, indeks dolar sedang turun menuju posisi terendah perdagangan kemarin di posisi 96.43 dan jika tembus lanjut menuju support kuatnya di 96.30 – 96.00 sebelum meluncur ke support lemahnya di 95.95 – 95.62. Namun jika terjadi pergerakan positif, indeks akan mendaki ke posisi 96.54 dan jika tembus lanjut ke resisten kuatnya di 96.70 – 97.20.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang