Mata Uang Safe Haven Takluk Dengan Tweetnya Trump

505

(Vibiznews – Forex) – Mengakhiri perdagangan forex awal pekan pada hari Selasa (26/02), mata uang safe haven menjadi mata uang yang ditinggalkan alias melemah terhadap banyak rival-rivalnya oleh kuatnya permintaan aset beresiko. Mata uang tersebut yang tertekan seperti dolar AS dan juga yen Jepang.

Kedua mata uang tersebut melemah  setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan  dalam tweetnya akan menunda kenaikan tarif yang direncanakan pada impor Cina, dan menunjukkan negosiasi perdagangan antara kedua negara telah membuat kemajuan yang signifikan.

Setelah berita tentang penundaan tarif tersebut, yen turun ke level terendah dua bulan terhadap dolar dan euro, dan pasar ekuitas global menguat bersama dengan mata uang yang bekerja dengan baik di lingkungan yang toleran terhadap aset risiko seperti dolar Australia dan Selandia Baru.

Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap rival utamanya ditutup pada posisi 96,42 atau turun sekitar 0,10% dari perdagangan sebelumnya, setelah sebelumnya dibuka pada posisi 96.43. Yen juga melemah, merosot ke level terendah dua bulan terhadap euro pada 126,255 yen atau anjlok  0,7 persen dan  jatuh terhadap dolar pada 111,03 yen atau anjlok 0,32 persen.

Sementara itu, yuan Tiongkok menyentuh level tertinggi tujuh bulan setinggi 6,6737 per dolar atau naik 0,3 persen terhadap dolar. Demikian juga aussie  naik 0,62 persen menjadi $0,7171 dan dolar Selandia Baru naik 0,57 persen menjadi $ 0,6882.

Terhadap rivalnya di kawasan Eropa, dolar anjlok tipis terhadap Euro hingga turun 0,16 persen menjadi $1,1359, dan paling parah anjloknya dolar terhadap poundsterling yang menguat 0,54 persen ke posisi $1,3103. Parlemen Inggris dijadwalkan untuk pemungutan suara kembali pada kemungkinan penundaan Brexit pada hari Rabu yang memungkinkan adanya referendum baru.

Untuk berita ekonomi dari AS, data yang dirilis oleh Departemen Perdagangan menunjukkan persediaan grosir melonjak jauh lebih dari yang diperkirakan pada bulan Desember. Laporan itu mengatakan persediaan grosir melonjak 1,1% pada bulan Desember setelah naik 0,4% yang direvisi naik pada bulan November.

 

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group
Editor: Asido Situmorang 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here