Bursa Asia Awal Maret Menguat Terdukung Harapan Positif Perdagangan AS-China

1639

(Vibiznews – Index) Bursa saham Asia berakhir naik di hari pertama bulan Maret pada Jumat (01/03). Pasar China Daratan mengalami kenaikan setelah melonjak pada bulan Februari, dengan indeks Shanghai melihat kenaikan bulanan terbesar dalam hampir empat tahun.

Indeks Shanghai naik 1,8 persen menjadi ditutup pada 2.994,00. Indeks Shenzhen juga menambahkan 1,197 persen pada hari ini menjadi ditutup pada 1.564,84.

Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,63 persen pada 28812.17.

Sebuah survei swasta di sektor manufaktur China menunjukkan Jumat bahwa aktivitas pabrik menyusut selama tiga bulan berturut-turut pada Februari. Indeks Manajer Pembelian Manufaktur Caixin / Markit (PMI) datang di 49,9 untuk Februari.

Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 1,02 persen menjadi ditutup pada 21.602,69 dan Topix menambahkan 0,5 persen untuk menyelesaikan hari perdagangannya di 1.615,72, dengan saham konglomerat Softbank Group naik 1,41 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 naik 0,38 persen menjadi ditutup pada 6.192.70, dengan sebagian besar sektor mengalami kenaikan.

Pasar Korea Selatan, yang merosot pada hari Kamis setelah berakhirnya KTT antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, ditutup pada hari Jumat untuk liburan.

Semalam di Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average, S&P 500 dan Nasdaq tergelincir.

Kerugian di Amerika Serikat terjadi meskipun rilis data yang menunjukkan ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan 2,6 persen pada kuartal keempat 2018, menurut pemerintah AS. Itu di atas perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones, yang memperkirakan ekonomi tumbuh pada laju 2,2 persen.

Sementara itu penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan kepada CNBC pada hari Kamis bahwa AS dan China membuat kemajuan fantastis dalam negosiasi mereka.

Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan dalam wawancara CNBC yang terpisah menyatakan : “Kami telah membuat banyak kemajuan,” tetapi menambahkan bahwa kesepakatan “belum dilakukan.”

Komentar itu muncul setelah Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer bersaksi di depan anggota Dewan bahwa China perlu melakukan lebih dari sekadar membeli lebih banyak barang AS untuk kedua negara untuk mencapai kesepakatan perdagangan permanen. Tetapi Lighthizer mengatakan setelah kesaksian itu, menurut The Wall Street Journal, bahwa langkah-langkah formal akan diambil untuk meninggalkan rencana menaikkan tarif barang-barang China.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan mencermati pergerakan bursa Wall Street yang akan mencermati data Manufaktur AS bulan Februari yang diindikasikan melemah.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here