(Vibiznews – Forex) – Di akhir perdagangan forex sesi Asia hari Selasa (05/03) posisi dolar berada di dekat tertinggi dua minggu terhadap mata uang utama lainnya didukung oleh ekonomi AS yang kuat dan euro yang melemah menjelang pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap rival utamanya kini berada pada posisi 96,79 atau naik sekitar 0,11% dari perdagangan sebelumnya, setelah dibuka awal sesi Asia pada posisi 96.62. Indeks sempat menyentuh posisi tinggi 96.79 dan posisi terendah di 96.61.
Meskipun patokan imbal hasil AS turun dari puncak yang terlihat pada akhir bulan Januari, permintaan mendasar untuk dolar tetap solid sebagai tanda kepercayaan atas prospek ekonomi negeri tersebut yang terlihat pada rilis beberapa data termasuk produk domestik bruto kuartal keempat AS, telah meredakan kekhawatiran potensi kerugian yang cepat dalam momentum ekonomi.
Euro tetap goyah sebelum pertemuan ECB pada hari Kamis, ECB menghadapi tekanan yang meningkat untuk mengatasi bagaimana melindungi ekonomi zona euro dari perlambatan yang berkepanjangan.
Kini kurs Euro turun 0,12 persen menjadi $1,1323 dimana perdagangan sebelumnya kurs sempat anjlok parah ke posisi terendah 11-hari di $1,1309 dan akhirnya ditutup pada $1.1338. Demikian terhadap poundsterling kini dolar hanya menguat 0,15 persen dan terhadap yen Jepang menguat 0,15 persen.
Untuk pergerakan selanjutnya terdapat katalis dari rilsi data ekonomi malam ini seperti data PMI non manufacturing dari ISM, data penjualan rumah baru serta ada juga momentum pidato salah seorang pejabat tinggi Fed. Analyst Vibiz research Center memperkirakan secara teknikal indeks akan terpangkas di sesi Eropa jika tidak mampu menembus resisten kuatnya di posisi 96.83 hingga mencapai posisi support kuatnya di 96.40 – 94.85. Namun jika tembus akan menanjak ke resisten lemahnya di 97.00 – 98.05.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang