(Vibiznews – Forex) – Perdagangan forex hari Selasa sesi Amerika yang ditutup Rabu pagi (06/03) terpantau posisi dolar AS masih mendominasi keuntungan perdagangan terhadap mata uang utama lainnya. Bahkan dolar AS naik ke puncak tinggi 2 pekan yang menerima kekuatan dari rilis data ekonomi kuat menepis keraguan sehatnya ekonomi AS selama ini.
Diantara mata uang utama yang diperdagangkan terhadap dolar kurs euro dan swiss franc yang paling tertekan hingga lebih dari 300 pips kejatuhannya. Euro dan swiss franc anjlok ke posisi terendah 2 pekan, poundsterling anjlok ke posisi terendah 1 pekan, yen Jepang anjlok ke posisi terendah 3 bulan dan aussie sempat jatuh ke terendah 3 pekan.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap rival utamanya ditutup pada posisi 96,80 atau naik sekitar 0,20% dari perdagangan sebelumnya, setelah sebelumnya dibuka pada posisi 96.62. Indeks sempat jatuh ke posisi terburuk di posisi 96.61 dan kemudian naik ke posisi tinggi di 97,01.
Euro melemah ke posisi terendah dua minggu melawan dolar oleh ekspektasi bahwa pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis akan mengisyaratkan penundaan kenaikan suku bunga sampai tahun depan dan segera meluncurkan kembali pinjaman bank jangka panjang untuk memerangi perlambatan ekonomi. Sentimen ini mengalahkan optimisnya data-data service PMI negara anggota kawasan Euro.
Poundsterling Inggris juga turun terhadap dolar, namun tidak terlalu besar dikarenakan ditahan sentimen positif dari rilis data service PMI Inggris yang meningkat lebih dari periode sebelumnya dan juga ekspektasi.
Terhadap Yen Jepang, dolar menguat oleh pijakan optimisnya data ekonomi yang mengalahkan sentimen perdagangan saham yang negatif. Sentimen safe haven membuat pasar lebih memilih dolar oleh kekuatan fundamentalnya.
Berita ekonomi yang memberi kekuatan dolar datang dari laporan ISM bahwa indeks non-manufaktur naik ke 59,7 pada Februari setelah jatuh ke 56,7 pada Januari, dengan angka di atas 50 menunjukkan pertumbuhan di sektor jasa. Bangkitnya data tersebut ditopang oleh data indeks pesanan baru melonjak hingga 65,2 pada Februari dari 57,7 pada Januari.
Kemudian dilaporkan juga indeks aktivitas bisnis melonjak ke 64,7 pada Februari dari 59,7 pada Januari, meskipun indeks ketenagakerjaan turun menjadi 55,2 dari 57,8 dan indeks harga turun menjadi 54,4 pada Februari dari 59,4 pada Januari, menunjukkan perlambatan penting dalam laju pertumbuhan harga.
Kemudian terdapat data penjualan rumah baru di AS secara tak terduga menunjukkan peningkatan penting di bulan Desember, melonjak 3,7% ke tingkat tahunan 621.000 pada Desember setelah melonjak 9,1% ke tingkat revisi 599.000 pada November.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang