(Vibiznews – Index) Bursa Saham Asia bervariasi pada hari Kamis (07/03) mencermati kerugian ketiga berturut-turut di bursa Wall Street karena investor mencari perkembangan tentang negosiasi perdagangan AS-China.
Saham China Daratan bervariasi. Indeks Shanghai naik 0,14 persen menjadi ditutup pada 3.106,42. Sedangkan Indeks Shenzhen turun 0,231 persen menjadi ditutup pada 9.678,11.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,80 persen pada 28779.45.
Di tempat lain, indeks Nikkei 225 Jepang tergelincir 0,65 persen menjadi ditutup pada 21.456,01 karena saham indeks Fanuc turun 2,80 persen, sementara Topix turun 0,84 persen.
Renesas Electronics anjlok 14,62 persen setelah laporan bahwa perusahaan berencana untuk menghentikan sebagian produksi chip hingga dua bulan untuk mengantisipasi perlambatan permintaan Tiongkok. Menyusul laporan itu, Renesas mengatakan pihaknya berencana untuk menghentikan produksi di enam pabrik di Jepang hingga dua bulan.
Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,45 persen menjadi ditutup pada 2.165,79.
Sementara itu, indeks ASX 200 Australia naik 0,29 persen karena hampir semua sektor naik. Subindex keuangan bertambah 0,2 persen karena saham yang disebut bank Big Four di negara itu beragam: Australia and New Zealand Banking Group turun 0,11 persen dan Commonwealth Bank of Australia lebih rendah, sementara Westpac naik 0,33 persen dan National Australia Bank naik 0,82 persen.
Pejabat dari Washington dan Beijing telah terlibat dalam negosiasi dalam upaya untuk mencapai kesepakatan perdagangan setelah perang tarif yang dimulai pada 2018.
Sementara itu, ketegangan antara kedua negara meningkat, dengan Huawei menggugat AS sebelumnya pada hari Kamis, mengklaim bahwa undang-undang yang melarangnya menjual peralatan ke lembaga pemerintah tidak konstitusional.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan mencermati pergerakan bursa Wall Street yang akan mencermati data jobless claim, yang jika menurun akan menguatkan bursa AS. Pasar juga akan mencermati perkembangan perdagangan AS-China.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group