(Vibiznews – Index) Bursa saham Asia ditutup lebih rendah pada akhir pekan hari Jumat (08/03) tertekan lemahnya data perdagangan China bulan Februari dan kekuatiran perlambatan ekonomi global.
Saham China Daratan merosot. Indeks Shanghai jatuh 4,4 persen menjadi ditutup pada 2.969,86. Indeks Shenzhen merosot 3,791 persen menjadi ditutup pada 1.605,28.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,91 persen pada 28228.42.
Data bea cukai China pada hari Jumat menunjukkan bahwa ekspor dalam mata uang dolar untuk Cina turun 20,7 persen untuk bulan Februari dari tahun lalu, melebihi penurunan 4,8 persen yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh jajak pendapat Reuters.
Impor dalam denominasi dolar turun 5,2 persen di Februari dari tahun lalu, meleset dari perkiraan ekonom yang turun 1,4 persen.
Namun, para analis mengatakan data dari China dalam dua bulan pertama tahun ini harus diperlakukan dengan hati-hati karena distorsi bisnis yang disebabkan oleh waktu libur publik Tahun Baru Imlek selama seminggu yang dimulai pada 4 Februari tahun ini.
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 2,01 persen menjadi ditutup pada 21.025,56, karena saham-saham kapital besar seperti Fast Retailing, Softbank dan Fanuc semuanya menurun. Topix juga tergelincir 1,82 persen untuk menyelesaikan minggu perdagangan di 1.572,44.
Di Korea Selatan, indeks Kospi merosot 1,31 menjadi ditutup pada 2.137,44 persen karena produsen mobil Hyundai Motor melihat penurunan sahamnya 4,38 persen.
Sementara itu, indeks ASX 200 di Australia turun 0,96 persen menjadi ditutup pada 6.203,80, dengan hampir semua sektor mengalami penurunan. Subindex keuangan yang sangat tertekan turun 1,58 persen karena saham bank tergelincir.
Bank Sentral Eropa pada hari Kamis memangkas perkiraan pertumbuhan untuk 2019 dan mengumumkan putaran baru stimulus untuk membantu bank-bank di wilayah tersebut.
Presiden ECB Mario Draghi mengatakan bank sentral memangkas estimasi pertumbuhannya menjadi 1,1 persen, turun dari perkiraan ekspansi 1,7 persen yang dirilis pada bulan Desember.
Pengumuman ECB datang di tengah kekhawatiran yang masih ada atas kemungkinan perlambatan ekonomi di seluruh dunia. Bank of Canada mengatakan pada hari Rabu ada “peningkatan ketidakpastian” di sekitar kenaikan suku bunga di masa depan, sementara PDB kuartal keempat Australia diperluas pada laju hanya 0,2 persen. Di AS, sementara itu, Federal Reserve AS telah mengisyaratkan akan “sabar” dalam menaikkan suku bunga.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan mencermati pergerakan bursa Wall Street yang akan mencermati data Non Farm Payrolls Februari yang diindiksikan turun.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group