(Vibiznews – Forex) – Di akhir perdagangan forex sesi Asia hari Jumat (08/03) posisi dolar AS sedang dalam tekanan profit taking setelah perdagangan sebelumnya berhasil mencapai posisi tertinggi sepanjang tahun 2019. Pemicu bearishnya indeks dolar sejak awal sesi Asia yaitu anjloknya imbal hasil obligasi 10-tahun AS ke posisi terendah bulanan sekitar 2,63%.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap rival utamanya kini berada pada posisi 97,53 atau turun sekitar 0,14% dari perdagangan sebelumnya, setelah dibuka awal sesi Asia pada posisi 97.60. Indeks sempat menyentuh posisi terendah di 97.44 dan tertinggi di 97.67.
Perdagangan sebelumnya pasar diselimuti kekhawatiran ekonomi global sehingga menghindari perdagangan aset resiko dan memilih dolar sebagai aset safe haven yang liquid, yang dipicu oleh pengumuman ECB tentang kebijakan moneternya.
Lihat: Kondisi Terakhir Anjloknya Euro Setelah Pengumuman ECB
Perlu diingat bahwa ECB merevisi lebih rendah perkiraan untuk inflasi dan pertumbuhan di Euroland untuk tahun-tahun berikutnya dan memperkenalkan TLTRO 2-triwulanan yang dimulai pada bulan September.
Perhatian pasar selanjutnya hari ini akan berkisar di sekitar laporan pasar tenaga kerja AS yang diperkirakan lebih rendah dari periode bulan sebelumnya. Data NFP AS bulan Februari malam ini diperkirakan ada pada 180K sedangkan periode bulan Januari 304K. Selain itu juga akan dengan mencermati data kinerja penghasilan rata-rata Per Jam.
Untuk pergerakan selanjutnya, analyst Vibiz research Center memperkirakan secara teknikal indeks akan berada di posisi negatif pada kisaran support 97.15-96.50. Dan untuk pergerakan kuat akan naik ke posisi resisten di 97.88-98.90.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang