Bursa Asia Awal Pekan Ikut Terseret Kekuatiran Pelemahan Ekonomi Eropa dan AS

1020

(Vibiznews – Index) Bursa Saham Asia turun tajam pada hari Senin (25/03) terpengaruh data ekonomi mengecewakan dari Eropa dan sinyal potensi resesi di AS yang muncul pada hari Jumat.

Indeks Nikkei 225 jatuh 3,01 persen menjadi ditutup pada 20.977,11, dengan saham-saham Softbank Group dan Fanuc masing-masing anjlok 5,01 persen dan 3,84 persen. Indeks Topix juga turun 2,45 persen untuk menyelesaikan hari perdagangannya di 1.577,41.

Saham-saham di China daratan juga anjlok, dengan indeks Shanghai turun 1,97 persen menjadi 3.043,03 dan indeks Shenzhen turun 0,908 persen.

Sementara itu, indeks Hang Seng di Hong Kong merosot 2,03 persen pada 28523.35, dengan saham raksasa teknologi China Tencent turun lebih dari 3 persen.

Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 1,92 persen menjadi ditutup pada 2.144,86 dengan saham pembuat chip SK Hynix jatuh 4,2 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 turun 1,11 persen menjadi ditutup pada 6.126,20.

Saham di Amerika Serikat turun tajam pada hari Jumat karena kurva hasil terbalik memicu kekhawatiran bahwa resesi ekonomi akan terjadi. Data ekonomi yang mengecewakan dirilis pada hari Jumat dari Eropa, ditambah dengan prospek ekonomi yang diturunkan dari Federal Reserve, menambah kekhawatiran tersebut.

Kurva imbal hasil terbalik terjadi ketika suku bunga jangka pendek melampaui mitra jangka panjangnya, meredam laba pinjaman bank. Kurva terbalik juga dianggap sebagai indikator resesi.

Sementara itu, pejabat tinggi AS dari Washington juga dijadwalkan akan mengunjungi Beijing akhir pekan ini untuk melanjutkan negosiasi perdagangan dengan China.

China dan AS diperkirakan akan mencapai kesepakatan pada bulan April, dengan ketidakpastian seputar perang perdagangan antara dua kekuatan ekonomi yang membebani sentimen investor untuk sebagian besar tahun 2018.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan melihat pergerakan bursa Wall Street, yang akan mencermati perkembangan perdagangan AS-China yang memberikan harapan kesepakatan yang dapat terlaksana bulan April 2019 ini.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here