(Vibiznews – Forex) – Mengakhiri perdagangan forex sesi Amerika beberapa saat lalu hari Rabu (27/03) posisi dolar AS akhirnya berhasil menguat terhadap semua rival utamanya meskipun mendapat serangan kuat dari buruknya rilis data ekonomi yang cukup major. Sebelum penutupan indeks dolar sempat mencapai puncak tinggi dalam 1-1/2 pekan.
Indeks dolar yang menunjukkan posisi kekuatan dolar AS terhadap rival-rival utamanya di pasar forex ditutup menguat 0,14 persen ke posisi 96.81 setelah dibuka pada awal sesi Asia di posisi 96.53. Indeks sempat menyentuh posisi tinggi di 96.84 dan titik rendah di 96.45.
Kekuatan dolar AS mendapat sumbangan dari kenaikan imbal hasil obligasi seperti obligasi tenor 10-tahun yieldnya naik dalam kisaran ketat 2,40% dan 2,45% setelah penurunan besar dimulai Jumat lalu. Demikian juga imbal hasil obligasi tenor 2-tahun meningkat pada kisaran 5 bp antara 2,25% dan 2,30%.
Sedangkan tekanan datang dari rilis beberapa data ekonomi AS yang mengecewakan. Departemen Perdagangan merilis laporan yang menunjukkan mundurnya konstruksi perumahan baru pada bulan Februari, dengan indeks merosot 8,7 persen ke tingkat tahunan 1,162 juta pada Februari setelah melonjak 11,7 persen ke tingkat revisi 1,273 juta pada Januari. Selain itu izin bangunan juga turun 1,6 persen ke tingkat tahunan 1,296 juta pada Februari setelah turun 0,7 persen ke tingkat revisi 1,1317 juta pada Januari.
Kemudian data yang paling kuat mempengaruhi sentimen yaitu laporan dari Conference Board menunjukkan penurunan tak terduga dalam kepercayaan konsumen di bulan Maret. Indeks turun menjadi 124,1 pada Maret setelah melonjak menjadi 131,4 pada Februari.
Untuk pergerakan selanjutnya analyst Vibiz research Center memperkirakan secara teknikal indeks akan berada di posisi support 96.54-96.32. Namun jika bergerak positif kembali akan naik ke kisaran resisten di 96.85-97.30.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang