Bursa Asia 10 April Mixed Terpengaruh Proyeksi Turun Pertumbuhan Global IMF

874
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Index) Bursa Saham Asia berakhir mixed pada hari Rabu (10/04) terpengaruh munculnya kekhawatiran baru atas prospek ekonomi global.

Saham China Daratan sebagian besar tidak berubah, dengan indeks Shanghai naik secara fraksional menjadi 3.241,93 dan indeks Shenzhen turun 0,209 persen menjadi 1.779,28.

Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,13 persen pada 30119.56, dengan saham China Construction Bank yang terdaftar di Hong Kong turun lebih dari 1 persen.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 0,53 persen menjadi ditutup pada 21.687,57 meskipun saham indeks Fast Retailing dan Softbank Group mengalami kenaikan. Indeks Topix juga turun 0,69 persen menjadi berakhir pada 1.607,66.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,49 persen dengan saham pembuat chip SK Hynix melompat 1,03 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 ditutup tepat di atas garis datar di 6.223,50. Wakil gubernur bank sentral negara itu telah mengatakan dalam pidatonya pada hari Rabu bahwa pihaknya berusaha untuk memastikan jalur kebijakan yang tepat di tengah sinyal yang saling bertentangan dari pasar tenaga kerja, data PDB, dan survei bisnis.

Sementara itu, saham Crown Resorts turun 9,11 persen setelah Wynn Resorts mengakhiri diskusi dengan perusahaan game Australia setelah pembicaraan kesepakatan bocor.

Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi globalnya sekali lagi pada hari Selasa, dan memperkirakan ekonomi dunia untuk tumbuh sebesar 3,3 persen tahun ini. Itu turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,5 persen, yang juga merupakan penurunan peringkat. IMF menambahkan bahwa mereka memperkirakan ekonomi untuk berkembang sebesar 3,6 persen pada tahun 2020.

“Ketidakpastian kebijakan perdagangan yang lebih tinggi dan kekhawatiran akan peningkatan dan pembalasan akan mengurangi investasi bisnis, mengganggu rantai pasokan, dan memperlambat pertumbuhan produktivitas,” kata IMF seperti yang dilansir CNBC. “Prospek tertekan yang dihasilkan untuk profitabilitas perusahaan dapat mengurangi sentimen pasar keuangan dan lebih lanjut mengurangi pertumbuhan.”

Semalam di Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 keduanya membukukan sesi terburuk sejak 22 Maret, sementara indeks Nasdaq mencatat penurunan terbesar sejak 27 Maret.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan melihat pergerakan bursa Wall Street, yang akan mencermati data Inflation Rate yang jika terealisir meningkat akan menguatkan bursa Wall Street.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here