(Vibiznews – Index) – Perdagangan saham bursa kawasan Asia Pasifik hari Rabu (10/04) alami kerugian mengikuti perdagangan bursa Wall Street di tengah kekhawatiran baru atas prospek ekonomi global. Kekhawatiran baru datang dari ancaman AS menetapkan tarif atas barang-barang dari Uni Eropa serta laporan outlook IMF yang memangkas perkiraan pertumbuhan global ke level terendah sejak krisis keuangan.
Dari beberapa indeks bursa utama yang diperdagangkan terpantau hampir semua indeks yang menurun dan bergerak negatif, kecuali bursa saham Australia yang dibuka flat sedang bergerak moderat.
Bursa saham China daratan menurun dengan indeks komposit Shanghai turun 0,40 persen setelah awal perdagangan turun hampir 1 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng di bursa saham Hong Kong turun 0,37 persen karena tekanan kuat dari anjloknya saham Tencent dan HSBC.
Di bursa saham Jepang, indeks Nikkei 225 turun 0,64 persen oleh tekanan kuat anjloknya saham indeks kelas berat Fanuc yang turun lebih dari 0,7 persen. Indeks Kospi di bursa saham Korea Selatan menguat 0,04 persen setelah awal perdagangan tergelincir 0,27 persen oleh tekanan kuat anjloknya saham industri kelas berat Samsung Electronics yang turun sekitar 0,75 persen, sementara saham pembuat chip SK Hynix naik sedikit sekitar 0,26 persen.
Untuk perdagangan saham kawasan Asia Pasifik, bursa saham Australia menguat dengan indeks ASX 200 menguat 0,04 persen yang disupport kenaikan saham perbankan dan tambang. Dan untuk perdagangan saham bursa New Zealand, indeks NZX turun 0,68 persen.
Untuk perdagangan bursa saham Indonesia di bursa Jakarta juga alami profit taking setelah perdagangan sebelumnya ditutup kuat signifikan, kini indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 0,21 persen ke posisi 6470.85. Tekanan kuat indeks dipicu oleh anjloknya saham-saham unggulan sektor infrastruktur dan tambang.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang